Jateng Tawarkan 21 Paket Investasi Senilai Rp 100 Triliun
Ali Muntoha
Kamis, 22 Juni 2023 18:18:28
Ini dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah Sumarno dalam ajang Road to Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023. Proyek yang ditawarkan ke para investor mulai dari energi terbarukan, pariwisata, hingga pengembangan sumber daya alam di pesisir utara dan selatan Jawa.
Sumarno mengatakan, kunci dari keberhasilan investasi adalah pelayanan dan ketersediaan infrastruktur. Ia menekankan, seluruh
stakeholder yang berkait dengan penanaman modal, untuk menjaga marwah layanan agar mudah, murah, dan cepat.
”Sehingga, ketika mereka berinvestasi di Jateng itu nyaman. Nah, kalau nyaman mereka akan menginformasikannya ke investor lain agar mau datang,” katanya, Kamis (22/6/2023).
Sumarno menambahkan, layanan prima oleh Pemprov Jateng menjadi faktor kunci mempertahankan kepercayaan investor. Dengan modal tersebut, Sumarno yakin akan berpengaruh kepada perekonomian daerah dan warga.
”Membujuk saja sudah susah, kalau masuk kemudian pelayanan jelek dan mundur kan
eman-eman. Kewajiban kita melayani mereka. Dari mereka juga membantu pemerintah menjalankan amanah, untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga Jateng,” imbuh Sumarno.
Baca: Inggris Bakal Investasi 9 Miliar Dollar AS untuk Buat Pabrik Baterai di IndonesiaRoad to CJIBF digelar Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah sebagai promosi awal awal sebelum puncak CJIBF digelar pada Agustus tahun ini.
Diharapkan, promosi itu bisa menjaring investor agar mau menanamkan modal pada 21 proyek investasi tersebut.Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Rosellasari mengatakan, iklim investasi di Jateng telah pulih. Ini dibuktikan dengan realisasi investasi, yang menyamai sebelum Covid-19 melanda.Sinyal ini, menurutnya, menjadi pertanda baik. Oleh karena itu, promosi terus digenjot agar calon investor mau mengeksplorasi peluang investasi, yang tersebar di pelosok-pelosok Jateng.”Realisasi di 2022 sudah mirip seperti 2019. Kalau sebelum pandemi itu realisasinya Rp 59,5 triliun, di 2022 kemarin realisasinya mencapai Rp 58,89 triliun. Ini pertanda pelaku investasi dan perekonomian bergerak,” urai Sakina.
Baca: Optimisme Jokowi, Hilirisari Indonesia Bakal Cetak Investasi Rp 806 TPihaknya menawarkan peluang investasi di Jateng. Di antaranya, pengembangan panel surya terapung, pengembangan panas bumi di Candi Umbul Telomoyo, panas bumi di Baturraden, penanganan sampah terpadu di Magelang.Adapula, pengembangan mikrohidro di Logawa dan Banjaran, galangan kapal di Rembang, pengembangan kompleks PRPP, tol Demak-Tuban, Kawasan Industri Brebes, penanganan limbah di Kota Tegal, industri tepung singkong di Banjarnegara.Selain itu, ada pengolahan udang di Cilacap, pengolahan ikan di Pati, industri garam di Jepara, pengembangan industri garam di Pati dan Brebes, penyulingan melati di Pemalang, pengolahan kelapa di Cilacap. Kemudian penetasan ikan salin tilapia di Pati, pengolahan kedelai di Batang, pengembangan pariwisata Tlogowening, dan pengembangan turisme Pulau Panjang Jepara.
Murianews, Semarang – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menawarkan 21 proyek investasi ke para investor. Total nilai investasi puluhan proyek itu mencapai Rp 100 triliun.
Ini dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah Sumarno dalam ajang Road to Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2023. Proyek yang ditawarkan ke para investor mulai dari energi terbarukan, pariwisata, hingga pengembangan sumber daya alam di pesisir utara dan selatan Jawa.
Sumarno mengatakan, kunci dari keberhasilan investasi adalah pelayanan dan ketersediaan infrastruktur. Ia menekankan, seluruh
stakeholder yang berkait dengan penanaman modal, untuk menjaga marwah layanan agar mudah, murah, dan cepat.
”Sehingga, ketika mereka berinvestasi di Jateng itu nyaman. Nah, kalau nyaman mereka akan menginformasikannya ke investor lain agar mau datang,” katanya, Kamis (22/6/2023).
Sumarno menambahkan, layanan prima oleh Pemprov Jateng menjadi faktor kunci mempertahankan kepercayaan investor. Dengan modal tersebut, Sumarno yakin akan berpengaruh kepada perekonomian daerah dan warga.
”Membujuk saja sudah susah, kalau masuk kemudian pelayanan jelek dan mundur kan
eman-eman. Kewajiban kita melayani mereka. Dari mereka juga membantu pemerintah menjalankan amanah, untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga Jateng,” imbuh Sumarno.
Baca: Inggris Bakal Investasi 9 Miliar Dollar AS untuk Buat Pabrik Baterai di Indonesia
Road to CJIBF digelar Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah sebagai promosi awal awal sebelum puncak CJIBF digelar pada Agustus tahun ini.
Diharapkan, promosi itu bisa menjaring investor agar mau menanamkan modal pada 21 proyek investasi tersebut.
Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Rosellasari mengatakan, iklim investasi di Jateng telah pulih. Ini dibuktikan dengan realisasi investasi, yang menyamai sebelum Covid-19 melanda.
Sinyal ini, menurutnya, menjadi pertanda baik. Oleh karena itu, promosi terus digenjot agar calon investor mau mengeksplorasi peluang investasi, yang tersebar di pelosok-pelosok Jateng.
”Realisasi di 2022 sudah mirip seperti 2019. Kalau sebelum pandemi itu realisasinya Rp 59,5 triliun, di 2022 kemarin realisasinya mencapai Rp 58,89 triliun. Ini pertanda pelaku investasi dan perekonomian bergerak,” urai Sakina.
Baca: Optimisme Jokowi, Hilirisari Indonesia Bakal Cetak Investasi Rp 806 T
Pihaknya menawarkan peluang investasi di Jateng. Di antaranya, pengembangan panel surya terapung, pengembangan panas bumi di Candi Umbul Telomoyo, panas bumi di Baturraden, penanganan sampah terpadu di Magelang.
Adapula, pengembangan mikrohidro di Logawa dan Banjaran, galangan kapal di Rembang, pengembangan kompleks PRPP, tol Demak-Tuban, Kawasan Industri Brebes, penanganan limbah di Kota Tegal, industri tepung singkong di Banjarnegara.
Selain itu, ada pengolahan udang di Cilacap, pengolahan ikan di Pati, industri garam di Jepara, pengembangan industri garam di Pati dan Brebes, penyulingan melati di Pemalang, pengolahan kelapa di Cilacap. Kemudian penetasan ikan salin tilapia di Pati, pengolahan kedelai di Batang, pengembangan pariwisata Tlogowening, dan pengembangan turisme Pulau Panjang Jepara.