Sejumlah Kesenian Lokal Tampil di Festival Gunung Slamet VII
Budi Santoso
Sabtu, 13 Juli 2024 20:08:00
Murianews, Purbalingga – Even Festival Gunung Slamet VII memasuki hari kedua penyelenggaraannya pada Sabtu (13/7/2024). Sejumlah kesenian lokal di seputaran Gunung Slamet tampil dalam kesempatan ini.
Kesenian dan budaya dari lima kabupaten di sekitar Gunung Slamet, masing-masig Purbalingga, Pemalang, Tegal, Brebes, dan Banyumas, Jawa Tengah, menjadi bagian pertunjukan yang disajikan. Festival Gunung Slamet VII digelar di Desa Serang, Kabupaten Purbalingga.
Pertunjukan beberapa kesenian itu disugguhkan dalam acara bertajuk Gelar Budaya Lingkar Gunung Slamet, yang masih merupakan bagian dari Festival Gunung Slamet VII. Lokasi pementasan berada di Desa Wisata Lembah Asri Serang (D'LAS).
Tari Carang Lembayung yang merupakan tarian khas Purbalingga, menjadi salah satu atraksi yang ditampilkan. Tarian ini mengandung pesan mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan khususnya air.
Selain tarian, juga ditampilkan peragaan busana batik khas Purbalingga yang dibawakan oleh sejumlah peraga dari Asosiasi Fesyen dan Desainer Purbalingga (Afdega). Kelompok ini merupakan binaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Purbalingga.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Purbalingga Mukodam, mengatakan Gelar Budaya Lingkar Gunung Slamet menjadi hal yang menarik sekali. Sebab even ini memberikan kesempatan bagi kesenian dan budaya yang ada di di sekitar Gunung Slamet dipentaskan.
"Ini sangat beraneka ragam, dan menjadi atraksi tersendiri melengkapi kegiatan Festival Gunung Slamet, apalagi sekarang Festival Gunung Slamet sudah menjadi bagian dari Kharisma Event Nusantara (KEN)," katanya, seperti dilansir Antara.
Dengan banyaknya atraksi yang digelar di D'LAS, Festival Gunung Slamet diharapkan bisa kembali masuk dalam Kharisma Event Nusantara 2025. Tim dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan melakukan kurasi dan penilaian.
Festival Gunung Slamet juga diharapkan dapat menjadi motor penggerak kerja sama kabupaten-kabupaten di sekitar Gunung Slamet. Terutama dalam mengembangan kesenian dan budaya.
"Harapan kita tentu begitu, ini menjadi wahana bersama. Menampilkan berarti 'kan sama saja dengan mempromosikan, kalau itu menarik tentu masing-masing kabupaten yang menampilkan atraksinya, ini menjadi modal yang penting untuk saling mendukung," tambahnya.
Festivak Gunung Slamet, juga diharapkan tidak berdiri sendiri, tetapi juga bisa menjadi media bersama untuk memasarkan potensi wilayah. Dengan menjadi bagian dari Kharisma Event Nusantara 2025, festival ini juga berpeluang dikenal oleh dunia.



