Sekretaris Koperasi Merah Putih Gedawang, Anis Turmudi, menjelaskan omzet tersebut berasal dari gerai sembako, penjualan gas elpiji, es teh jumbo, serta angkringan yang dikelola koperasi. Menurutnya, tingginya partisipasi warga menjadi faktor utama berkembangnya usaha koperasi dalam waktu singkat.
“Masyarakat antusiasmenya besar, ini baru 1,5 bulan berjalan,” ujarnya.
Saat ini, jumlah anggota yang sudah menyelesaikan administrasi sebanyak di Koperasi Merah Putih Gedawang mencapai 73 orang. Sementara itu, terdapat 107 orang yang masih dalam proses penyelesaian administrasi, dan sekitar 122 orang sudah terdata di tingkat RW namun belum diserahkan ke koperasi.
“Target kami minimal 500 anggota untuk satu kelurahan. Kapasitas anggota ini penting karena permodalan koperasi bersumber dari simpanan pokok, wajib, dan sukarela,” jelas Anis Turmudi.
Ke depan, Koperasi Merah Putih Gedawang berencana membuka gerai khusus produk potensi lokal dengan menggandeng UMKM sekitar. Untuk memperkuat usaha, koperasi juga menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak, seperti Pertamina untuk distribusi gas, Bulog untuk beras, serta supplier bahan pokok lainnya.
Murianews, Semarang – Koperasi Merah Putih Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, berhasil membukukan omzet sebesar Rp48 juta hanya dalam kurun waktu 1,5 bulan. Itu terjadi sejak mulai beroperasi pada 19 Juli 2025 lalu.
Capaian itu mendapat perhatian langsung dari Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang meninjau operasional Koperasi Merah Putih Gedawang, di Kelurahan Gedawang, Banyumanik. Kamis (28/8/2025).
Sekretaris Koperasi Merah Putih Gedawang, Anis Turmudi, menjelaskan omzet tersebut berasal dari gerai sembako, penjualan gas elpiji, es teh jumbo, serta angkringan yang dikelola koperasi. Menurutnya, tingginya partisipasi warga menjadi faktor utama berkembangnya usaha koperasi dalam waktu singkat.
“Masyarakat antusiasmenya besar, ini baru 1,5 bulan berjalan,” ujarnya.
Saat ini, jumlah anggota yang sudah menyelesaikan administrasi sebanyak di Koperasi Merah Putih Gedawang mencapai 73 orang. Sementara itu, terdapat 107 orang yang masih dalam proses penyelesaian administrasi, dan sekitar 122 orang sudah terdata di tingkat RW namun belum diserahkan ke koperasi.
“Target kami minimal 500 anggota untuk satu kelurahan. Kapasitas anggota ini penting karena permodalan koperasi bersumber dari simpanan pokok, wajib, dan sukarela,” jelas Anis Turmudi.
Ke depan, Koperasi Merah Putih Gedawang berencana membuka gerai khusus produk potensi lokal dengan menggandeng UMKM sekitar. Untuk memperkuat usaha, koperasi juga menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak, seperti Pertamina untuk distribusi gas, Bulog untuk beras, serta supplier bahan pokok lainnya.
Diapresiasi Menko...
Menko Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan apresiasinya terhadap Koperasi Merah Putih Gedawang yang dinilai mampu tumbuh cepat dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Baru saja kita meninjau KKMP Gedawang Kota Semarang. Tadi kita lihat sudah berjalan, bertahap, sekarang baru ada sembako. Gudang belum, nanti akan dibangun di belakang. Penting jalan dulu,” katanya.
Zulkifli Hasan juga memuji kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang sudah mendorong operasional lebih dari seribu koperasi merah putih. Menurutnya, target dalam waktu dekat adalah menghadirkan sekitar 5.000 koperasi Merah Putih di Pulau Jawa.
“Harapannya, pemberdayaan ekonomi bisa lahir dari desa dan kelurahan,” imbuh Zulkifli.
Di kesempatan itu Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menambahkan, hingga saat ini ada 8.523 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) yang sudah berbadan hukum. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.750 koperasi Merah Putih sudah beroperasi di Jawa Tengah.
“Sebanyak 1.444 KDKMP bergerak di bidang usaha seperti laku pandai, pertanian, peternakan, dan elpiji. Kemudian 306 KDKMP bergerak di sektor utama bisnis seperti sembako, apotek, klinik, gudang, kendaraan logistik, dan simpan pinjam. Sisanya, sekitar 6.773 koperasi masih dalam tahap persiapan,” jelasnya.
Dengan capaian ini, Koperasi Merah Putih Gedawang menjadi salah satu contoh nyata bagaimana koperasi bisa menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat di tingkat kelurahan.