Acara yang diinisiasi oleh GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah ini dihadiri tokoh lintas agama, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forkopimda Jateng, serta jajaran pemerintah provinsi termasuk Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin, dan Sekda Sumarno.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan khataman Al-Qur’an pada pukul 18.00–19.00 WIB, dilanjutkan dengan istighotsah serta doa bersama lintas agama. Doa lintas iman tersebut dipimpin secara bergantian oleh perwakilan Konghucu, Buddha, Hindu, Kristen, Katolik, dan Islam. Puncaknya, acara ditutup dengan deklarasi damai oleh organisasi kepemudaan di Jawa Tengah.
Ketua MUI Jateng, Ahmad Darodji, menegaskan pentingnya persatuan. Dalam situasi seperti saat ini saling asah-asih-asuh adalah hal yang paling penting dilakukan. Saling menjaga dan saling mengingatkan dibutuhkan untuk kepentingan yang lebih besar.
“Ayo kita bersama-sama bersatu. Kita ini saling membutuhkan, saling mengisi, memberikan nasihat. Kita tidak ingin ada provokasi yang mengarah pada tindakan anarkis,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua FKUB Jateng, Imam Yahya. Pihaknya mengajak seluruh masyarakat Jawa Tengah dan seluruh Indonesia untuk terus menjaga kerukunan terutama dalam momentum demokrasi.
“Kami atas nama FKUB Jawa Tengah mendukung sepenuhnya aparat pemerintah di seluruh tingkatan untuk senantiasa mewujudkan kedamaian bersama,” katanya.
Murianews, Semarang – Gelombang seruan damai kembali menggema dari Jawa Tengah (Jateng). Sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, dan berbagai elemen masyarakat bersatu dalam acara bertajuk “Istighotsah dan Doa Bersama, Dari Jateng untuk Indonesia” yang digelar di Wisma Perdamaian, Kota Semarang, Minggu (31/8/2025) malam.
Acara yang diinisiasi oleh GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah ini dihadiri tokoh lintas agama, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forkopimda Jateng, serta jajaran pemerintah provinsi termasuk Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin, dan Sekda Sumarno.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan khataman Al-Qur’an pada pukul 18.00–19.00 WIB, dilanjutkan dengan istighotsah serta doa bersama lintas agama. Doa lintas iman tersebut dipimpin secara bergantian oleh perwakilan Konghucu, Buddha, Hindu, Kristen, Katolik, dan Islam. Puncaknya, acara ditutup dengan deklarasi damai oleh organisasi kepemudaan di Jawa Tengah.
Ketua MUI Jateng, Ahmad Darodji, menegaskan pentingnya persatuan. Dalam situasi seperti saat ini saling asah-asih-asuh adalah hal yang paling penting dilakukan. Saling menjaga dan saling mengingatkan dibutuhkan untuk kepentingan yang lebih besar.
“Ayo kita bersama-sama bersatu. Kita ini saling membutuhkan, saling mengisi, memberikan nasihat. Kita tidak ingin ada provokasi yang mengarah pada tindakan anarkis,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua FKUB Jateng, Imam Yahya. Pihaknya mengajak seluruh masyarakat Jawa Tengah dan seluruh Indonesia untuk terus menjaga kerukunan terutama dalam momentum demokrasi.
“Kami atas nama FKUB Jawa Tengah mendukung sepenuhnya aparat pemerintah di seluruh tingkatan untuk senantiasa mewujudkan kedamaian bersama,” katanya.
Jateng dan Indonesia...
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menambahkan, doa bersama tersebut menjadi ikhtiar menghadirkan kesejukan di tengah masyarakat. Jawa Tengah dan Indonesia harus sama-sama dijaga dan harus bisa lebih baik lagi untuk masyarakatnya.
“Menjaga Jawa Tengah sama dengan menjaga Indonesia. Dari Jawa Tengah kita pancarkan kedamaian, karena Jateng adalah pusarnya Jawa dan Indonesia,” tegasnya.
Pemilihan Wisma Perdamaian sebagai lokasi acara juga dianggap sarat makna. Tempat ini memiliki sejarah dalam pergerakan demokrasi, hingga namanya disematkan sebagai ”Wisma Perdamaian’.
“Tempat ini mengandung pesan agar kita semua senantiasa damai. Kekuatan Jawa Tengah (Jateng) ada pada kerukunan, kebersamaan, dan gotong royong,” pungkas Luthfi.