Rabu, 19 November 2025


Karena itu, pihaknya mendorong agar pengusaha jamu dan obat herbal ini terus dikembangkan. Terlebih untuk produk yang sudah pasar Internasional.

”Ketika saya umroh, ketika saya membawa seperti contoh tolak angin, freshcare, itu pasti biasanya orang-orang Saudi dengan bahasa Arab bertanya 'Pak boleh ndak saya minta itu?' untuk dikonsumsi mereka. Artinya mereka sudah mengakui itu, bahwa itu memiliki khasiat yang tertentu,” bebernya usai membuka acara Rakerda Gabungan Pengusaha Jamu dan Musda Himastra Himpunan Apoteker Seminar Obat Tradisional Jawa Tengah di Hotel Candi Indah, Rabu (24/05/2023).

Baca8 Cara Menghilangkan Jamur Kaca Mobil Tanpa Harus ke Bengkel

Dia mengatakan, di beberapa negara jamu bahkan sudah dijadikan sistem kesehatan nasional. Contohnya di China dan Jepang. Pengakuan dari masyarakat internasional itu, perlu direspons cepat oleh Indonesia. Apalagi Indonesia adalah gudangnya rempah-rempah.

”Harusnya ini diadopsi juga di negara kita. Apalagi kita tahu bahwa sejak sebelum kita merdeka, ada jalur-jalur rempah artinya jalur-jalur kesehatan yang tumbuh di negara kita, yang dibutuhkan oleh negara-negara maju maupun berkembang. Sampai saat ini juga jamu ini menjadi kekuatan tersendiri (terutama) ketika era covid-19,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dalam pengembangannya, perlu ada kerja sama diantara para stakeholder. Seperti dengan dokter, kampus yang memiliki jurusan ilmu kedokteran, apoteker dan BPOM.BacaIni Beragam Obat Herbal yang Bisa Digunakan untuk Membantu Menurunkan Kolesterol”Ini kita dorong harusnya bekerja sama (seperti) tadi antar IAI Himastra yang mereka juga memiliki concern terhadap jamu-jamu tradisional nasional, didatangi juga saat ini, pengusaha-pengusaha jamu tradisional, ini harus sering-sering berkomunikasi juga BPOM,” pintanya Editor: Cholis Anwar

Baca Juga

Komentar

Jateng Terkini