Rabu, 19 November 2025


Dalam kesempatan itu, Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu, mendorong peningkatan ekspor berbagai produk olahan pertanian dari wilayah tersebut seiring dengan terbukanya pasar di luar negeri.

”Peluang ekspor di Kota Semarang sangat besar. Ada potensi ekspor untuk produk seperti daun lompong, rumput laut, dan saat ini fokusnya adalah porang. Kami mendukung ini karena pasar terbuka lebar,” ujarnya mengutip laman resmi pemkot Semarang, Rabu (14/6/2023).

Baca: Anjlok, Harga Porang di Wonogiri Tinggal Rp 2.300 per Kilogram

Menurut Ita, porang yang dikirimkan dalam bentuk “chip” atau kering masih harus diolah lagi di China, sehingga ada peluang besar jika porang dapat diolah di dalam negeri.

”Ketika porang dikirim ke China dan diolah lagi, maka akan ada biaya tambahan. Jika kita bisa mengolahnya di dalam negeri, ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja,” jelasnya.

Saat ini, Pemkot Semarang sedang membahas kerja sama inovasi riset dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait pengolahan porang di dalam negeri.
Ita menjelaskan bahwa porang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti beras, yaitu beras analog dari porang. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras.Sementara Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Kota Semarang, Toerhadi Noerachman, mengatakan, pihaknya diminta untuk mengawal peningkatan program ekspor dengan target peningkatan tiga kali lipat hingga tahun 2024.”Pengawalan kami dilakukan mulai dari petani, kelompok tani, hingga eksportir. Kami membantu petani dalam memastikan produk yang layak untuk diekspor, terutama produk segar seperti hortikultura, buah-buahan, dan sayuran,” katanya.Baca: Tak Hanya Sentra Ekonomi, Kebun Porang di Sukabumi juga Jadi Agro Wisata dan Lumbung IlmuPengawalan terhadap eksportir dilakukan untuk memastikan pemenuhan persyaratan ekspor. Tanpa melalui proses karantina, produk yang diekspor dapat ditolak di negara tujuan.Untuk produk ekspor di Jawa Tengah, produk kehutanan masih menjadi yang tertinggi, diikuti oleh produk hortikultura seperti edamame, okra, dan jenis umbi-umbian, serta porang sebagai salah satu produk unggulan.

Baca Juga

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler