Deklarasi Tahta KGPAA Hamengkunegoro Sudibyo jadi Paku Buwono XIV
Cholis Anwar
Rabu, 5 November 2025 19:01:00
Murianews, Surakarta – KGPAA Hamengkunegoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram mendeklarasikan diri sebagai Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan gelar Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIV (PB XIV).
Sumpah pengangkatan takhta tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Gusti Purboyo itu di depan jenazah sang ayah sebelum diberangkatkan ke pemakaman Imogiri, Bantul, pada Rabu (5/11/2025).
Dalam Bahasa Jawa, Gusti Purboyo menyampaikan ikrar sumpah di hadapan kerabat, keluarga besar, abdi dalem, dan sentana Keraton.
”Mundhi dhawuh Sabda Dalem Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakoe Boewono Tiga welas lumantar Kintaka Rukma Kekeraning Sri Nata Kasunanan Surakarta Hadiningrat, INGSUN Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, ing dina iki, Rebo Legi, patbelas Jumadilawal tahun Dal sewu sangangatus seket sanga, utawa kaping lima Nopember rong ewu selawe, hanglintir kaprabon Dalem minangka SRI SUSUHUNAN Karaton Surakarta Hadiningrat, kanthi sesebutan Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakoe Boewono Patbelas. kata KGPAA Hamangkunegoro (Atas perintah dan titah Sri Susuhunan Paku Buwono XIII, saya, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro, pada hari ini, Rabu Legi, 14 Jumadilawal Tahun Dal 1959 atau 5 November 2025, naik tahta menjadi Raja Keraton Surakarta Hadiningrat dengan gelar Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIV).” demikian ikrar KGPAA Hamengkunegoro Sudibyo.
Kakak tertua Gusti Purboyo, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbaikusuma Dewayani, memberikan pernyataan resmi mewakili keluarga besar Keraton.
Ia menegaskan, prosesi penobatan di tengah suasana duka bukanlah hal baru, melainkan telah terjadi di masa lalu.
GKR Timoer menjelaskan, pengambilan sumpah di hadapan jenazah raja sebelumnya adalah simbol kesinambungan kepemimpinan dan pelestarian adat luhur.
”Apa yang dilakukan Adipati Anom, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro, adalah sesuai dengan adat Kasunanan. Dulu juga pernah terjadi di era para leluhur raja sebelumnya. Sumpah di hadapan jenazah ayahanda adalah simbol kesetiaan, bukan pelanggaran adat. Justru inilah cara kita menjaga kontinuitas kepemimpinan di Keraton,” ujar GKR Timoer.



