Rabu, 19 November 2025

Murianews, Semarang – Badan Pangan Nasional (Bapanas) melangsungkan pantauan harga pangan di Pasar Johar, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (30/6/2024). Pantauan di Pasar Johar dipimpin Deputi Ketersediaan dan Stabilitas Bapanas I Gusti Ketut Astawa.

Ikut mendampingi dalam pantauan ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jawa Tengah Dyah Lukisari dan Sekretaris Dishanpan Kota Semarang Pranyoto. Tampak pula Kabid Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Dishanpan Jateng Sri Brotorini dan Koordinator Wilayah 01 Johar Supana.

Pantauan dilakukan di Pasar Johar Selatan, yang menjual beragam bahan pangan. Seperti bawang merah, bawang putih, cabai, beras, daging ayam, dan daging sapi.

Tinjauan kemudian berlanjut di area depan Pasar Kanjengan. Berdasarkan hasil pantauan, diketahui harga maupun pasokan sejumlah komoditi pangan relatif stabil.

I Gusti Ketut Astawa mengatakan, pantauan dilakukan untuk memonitor harga-harga bahan pangan. ”Hasil pantauan kami, harga masih bagus, stabil. Seperti daging ayam yang berkisar Rp 37 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram. Masih sangat bagus bagi konsumen, dan mudah-mudahan juga bagi produsen,” tuturnya, dilansir dari laman Pemprov Jateng, Senin (1/7/2024).

Sementara itu, harga bawang putih terpantau berkisar Rp 38 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram. Adapun komoditas bawang putih terpantau Rp 28 ribu per kilogram.

Dalam sidak tersebut, diketahui harga beras SPHP dijual Rp 12 ribu per kilogram. Sementara daging sapi berada di rentang harga Rp 120 ribu-Rp 135 ribu per kilogram. Adapun minyak goreng berada di kisaran Rp 19 ribu.

Terkait harga gula pasir, Ketut menyebut, Bapanas telah mengeluarkan beleid terkait Harga Acuan Pembelian (HAP) sebesar Rp 17.500 di tingkat konsumen. Ia juga berharap agar harga di tingkat petani tidak anjlok, meskipun akan memasuki giling tebu.

Ditambahkan, pihaknya terus bekerja sama dengan pemerintah daerah, untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga pangan.

Kepala Dishanpan Jateng Dyah Lukisari menjelaskan, pihaknya selalu memantau kondisi di pasar. Pihaknya juga akan mempersiapkan rencana subsidi terkait kondisi cuaca, dan menyongsong hari besar keagamaan.

”Antisipasi musim kering dan Nataru, kami akan mengajukan tambahan anggaran di perubahan. Untuk subsidi harga ini diberikan sesuai kondisi. Saat di tingkat produsen penurunan harga di bawah HAP, kami masuk ke produsen. Ketika harga ditingkat konsumen jauh melebihi HAP, kita masuk ke konsumen. Saat ini sedang berproses menghitung kebutuhan tambahan anggaran, untuk subsidi dan bantuan transport,” kata Dyah.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler