Rabu, 19 November 2025

Murianews, Temanggung – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah tengah gencar melaksanakan Active Case Finding (ACF) tuberkulosis. Hal ini dilakukan guna mendeteksi lebih dini terhadap penemuan kasus tuberkulosis (TB).

Seperti yang dilakukan Puskesmas Parakan, yang menggelar ACF Tuberkulosis dengan mengundang lebih dari 100 orang suspek, yang berkontak erat dengan pasien tuberkulosis. Mereka kemudian menjalani skrining TB dengan Portabel X-Ray, di aula Kawedanan Parakan, Kamis (19/9/2024).

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Temanggung Sarjana menjelaskan, kegiatan ACF TB merupakan program yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan, dengan pengadaan alat portable x-Ray di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Kegiatan ACF dilaksanakan dengan menggandeng Poltekkes Surakarta, salah satu instansi yang mendapatkan alokasi alat portable x-Ray dari Kementerian Kesehatan. Sarjana mengungkapkan, skrining TB dilakukan mengingat angka tuberkulosis yang cukup tinggi.

”Itu kita lakukan, karena memang TB saat ini mejadi permasalahan kesehatan global, bahkan di seluruh dunia sampai juga di Indonesia. Dari Temanggung, kita masih belum mencapai target,” terangnya, dilansir dari laman Pemkab Temanggung, Sabtu (21/9/2024).

Ditambahkan, berdasar data Dinkes per Agustus 2024, terdapat estimasi 1.357 kasus TB dengan capaian skrining 586 kasus. Demi melakukan deteksi dini terhadap TB Laten (tidak tampak gejala), maka skrining ini gencar dilakukan.

Programmer TB Puskesmas Parakan, Nurcholis, menyampaikan, kagiatan ACF di Temanggung dilaksanakan di tiga titik. Dengan X-Ray atau pemeriksaan radiologi, untuk Temanggung mendapatkan tiga titik, yaitu Kedu, Selopampang, kemudian Parakan.

”Harapannya, TB Laten atau TB tidak tampak gejala, akan ditemukan secepat mungkin, sehingga mengalami penurunan dan mencegah angka kematian,” tuturnya.

Dalam melakukan pendekatan di masyarakat, Puskesmas Parakan menerapkan inovasi Kader Jumantuk (Juru Pemantau Batuk). ”Bentuknya (seperti) intel, karena masyarakat bosan dengan bentuk penyuluhan,” lanjutnya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler