Petani Jateng Didorong Produksi Beras Rendah Karbon, Apa Itu?
Dani Agus
Jumat, 25 Oktober 2024 13:07:00
Murianews, Semarang – Para petani di wilayah Jateng didorong untuk memproduksi beras rendah karbon. Salah satu upayanya, dengan menerapkan pertanian organik, dan penggunaan bahan bakar mesin pertanian yang ramah lingkungan.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno mengatakan, tingginya emisi karbon yang disumbang dari sektor pertanian, tidak lepas dari penggunaan pestisida, pupuk kimia, dan mesin penggiling padi berbahan bakar solar.
”Konversi dari energi berbahan fosil ke energi listrik, harus kita dorong. Semua harus terlibat untuk berkontribusi pencegahan emisi karbon, salah satunya dari panjenengan (petani),” ujar Sumarno saat membuka temu usaha dan talkshow “Low Carbon Rice for Sustainable Food”, di Wisma Perdamaian Semarang, Rabu (23/10/2024).
Oleh karenanya, produksi beras rendah karbon untuk pangan berkelanjutan harus diterapkan. Dengan begitu, petani dan pelaku usaha pertanian turut berkontribusi dalam menurunkan emisi karbon.
Penerapannya, tutur Sumarno, bisa melalui pengembangan pertanian organik, revitalisasi penggilingan padi, serta migrasi penggunaan mesin diesel menjadi listrik, agar ramah lingkungan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng Dyah Lukisari mengatakan, pihaknya akan terus menggenjot petani untuk menanam padi organik. Para pengusaha penggilingan gabah, juga dipacu untuk menggunakan mesin yang rendah emisi karbon.
”Jadi hulunya kita dorong untuk memproduksi beras organik. Selain itu, mesin penggilingnya juga kita dorong untuk beralih dari berbahan solar ke energi listrik. Ini yang akan kita genjot terus,” katanya.
Untuk mengurangi emisi karbon, Pemprov Jawa Tengah bersama Preferred by nature dan stakeholder terkait, telah mengupayakan pembangunan pangan berbasis rendah karbon. Proyeknya berada di Boyolali, Klaten, dan Sragen.



