Purbalingga Dorong Pelestarian Jamu Tradisional
Murianews
Jumat, 3 November 2017 18:33:18
"Jamu tradisional khususnya jamu gendong kalau dikembangkan memang agak susah, sehingga kami mengarahkannya ke pelestarian agar jamu gendong tetap lestari," kata Kepala Seksi Pengembangan Kewirausahaan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kabupaten Purbalingga Adi Purwanto dilansir dari
Antarajateng.com.Itu disampaikannya di sela kegiatan "International Summer Course" yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Desa Beji, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga, Jumat (3/11/2017).
Kegiatan yang diikuti 14 mahasiswa dari tujuh negara itu ditujukan untuk mempelajari pembuatan jamu gendong di Desa Beji.
Adi mengatakan pihaknya terus berupaya melestarikan jamu gendong supaya bisa menumbuhkan generasi-generasi baru yang lebih modern.
Menurut dia, hal itu disebabkan pelaku usaha jamu gendong yang ada saat sekarang berusia di atas 45 tahun sehingga butuh regenerasi.
"Upaya-upaya yang kami lakukan dalam rangka melestarikan jamu gendong di antaranya dengan membina manajerialnya, membentuk koperasi, dan mengajak mereka mengikuti pameran sehingga menggugah teman yang lain. Harapan kami ada generasi di bawahnya yang lebih modern, sama-sama menggunakan jamu cair tetapi dengan format lain, tidak harus digendong atau dijual keliling," katanya.
Dalam hal ini, dia mencontohkan penjualan jamu itu bisa dilakukan dengan cara membuka kafe dan sebagainya.Menurut dia, Pemkab Purbalingga telah menyiapkan sejumlah tempat penjualan jamu seperti di Griya UMKM, Owabong, dan Sanggaluri Park."Sekarang tinggal pelaku usahanya. Padahal segmen jamu cukup bagus," katanya.Ia mengatakan hingga saat ini di Purbalingga terdapat dua sentra jamu gendong, yakni di Desa Beji yang beranggotakan sekitar 80 orang dan Desa Purbalingga Kidul sekitar 45 orang.Kendati demikian, dia mengakui jika saat sekarang sudah mulai banyak pelaku UMKM yang mengembangkan jamu serbuk.
Editor : Akrom Hazami
Murianews, Purbalingga - Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah mendorong pelestarian usaha jamu tradisional.
"Jamu tradisional khususnya jamu gendong kalau dikembangkan memang agak susah, sehingga kami mengarahkannya ke pelestarian agar jamu gendong tetap lestari," kata Kepala Seksi Pengembangan Kewirausahaan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemerintah Kabupaten Purbalingga Adi Purwanto dilansir dari Antarajateng.com.
Itu disampaikannya di sela kegiatan "International Summer Course" yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Desa Beji, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga, Jumat (3/11/2017).
Kegiatan yang diikuti 14 mahasiswa dari tujuh negara itu ditujukan untuk mempelajari pembuatan jamu gendong di Desa Beji.
Adi mengatakan pihaknya terus berupaya melestarikan jamu gendong supaya bisa menumbuhkan generasi-generasi baru yang lebih modern.
Menurut dia, hal itu disebabkan pelaku usaha jamu gendong yang ada saat sekarang berusia di atas 45 tahun sehingga butuh regenerasi.
"Upaya-upaya yang kami lakukan dalam rangka melestarikan jamu gendong di antaranya dengan membina manajerialnya, membentuk koperasi, dan mengajak mereka mengikuti pameran sehingga menggugah teman yang lain. Harapan kami ada generasi di bawahnya yang lebih modern, sama-sama menggunakan jamu cair tetapi dengan format lain, tidak harus digendong atau dijual keliling," katanya.
Dalam hal ini, dia mencontohkan penjualan jamu itu bisa dilakukan dengan cara membuka kafe dan sebagainya.
Menurut dia, Pemkab Purbalingga telah menyiapkan sejumlah tempat penjualan jamu seperti di Griya UMKM, Owabong, dan Sanggaluri Park.
"Sekarang tinggal pelaku usahanya. Padahal segmen jamu cukup bagus," katanya.
Ia mengatakan hingga saat ini di Purbalingga terdapat dua sentra jamu gendong, yakni di Desa Beji yang beranggotakan sekitar 80 orang dan Desa Purbalingga Kidul sekitar 45 orang.
Kendati demikian, dia mengakui jika saat sekarang sudah mulai banyak pelaku UMKM yang mengembangkan jamu serbuk.
Editor : Akrom Hazami