Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Empat Kali, Hujan Abu Sampai Selo Boyolali
Murianews
Kamis, 12 Agustus 2021 13:08:31
MURIANEWS, Magelang — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat aktivitas Gunung Merapi sejak Kamis (12/8/2021) dini hari terpantau sudah empat kali memuntahkan awan panas.
Dalam muntahannya kali ini, awan panas tersebut mencapai tiga kilometer. Sebelum itu, Rabu (11/8/2021) kemarin, Gunung Merapi juga tercatat sudah memuntahkan awan panas dan lava pijar hingga 35 kali.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geolog (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan empat kali guguran awan panas tersebut dipantau dari sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB. Empat kali guguran awan panas tersebut dengan amplitudo19-67 milimeter dan durasi 110-232 detik.
“Terjadi 4 kali awan panas guguran pukul 01.07 WIB, 01.16 WIB, 01.53 WIB dan 02.46 WIB dengan jarak luncur 1.800 hingga 3.000 meter mengarah ke barat daya,” kata Hanik dalam keterangannya, Kamis (12/8/2021).
Jarak luncur awan panas terjauh terjadi pada pukul 01.53 WIB yakni sejauh 3.000 meter ke arah barat daya. Selain awan panas, guguran lava pijar masih sering terjadi. “Teramati 12 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 500-1.800 meter ke arah barat daya,” ungkapnya.
Aktivitas kegempaan Gunung Merapi juga terpantau masih tinggi. Pada periode pukul 00.00 hingga 06.00 WIB hari ini tercata terjadi gempa guguran sebanyak 71 kali, embusan 1 kali, low frekuensi 1 kali, gempa fase banyak 21 kali, vulkanik dangkal 9 kali dan gempa tektonik jauh sebanyak 1 kali.
Kendati luncuran awan panas makin sering terjadi dan jarak luncuran awan panas semakin jauh, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada tingkat Siaga (Level III). “Status Merapi Siaga sejak 5 November 2020,” tegasnya.
BPPTKG pun menetapkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah sungai Woro. Kemudian sejauh 5 kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.Sementara itu, pada Selasa (110/8/2021) lalu, hujan abu kembali terjadi di sebagian wilayah Selo, Kabupaten Boyolali. Hujan abu terjadi sesaat setelah adanya awan panas guguran dari Gunung Merapi pada pagi harinya.“[Hujan abu] tipis saja, di wilayah Tlogolele dan Tlogomulyo,” kata Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra, Selasa. Hujan abu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB.Dua hari sebelumnya, Minggu (8/8/2021), di desa itu juga diguyur hujan abu. Tepatnya di Dukuh Stabelan, Takeran, Belang, Gumukrejo, Karang, Ngadirojo, Tlogolele dan Tlogomulyo. Hujan abu tersebut turun setelah adanya aktivitas awan panas guguran sesaat sebelumnya. Reporter: SupriyadiEditor: Supriyadi
[caption id="attachment_233155" align="alignleft" width="880"]

Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas dan lava pijar, Kamis (12/8/2021). (Instagram/@BPPTKG)[/caption]
MURIANEWS, Magelang — Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat aktivitas Gunung Merapi sejak Kamis (12/8/2021) dini hari terpantau sudah empat kali memuntahkan awan panas.
Dalam muntahannya kali ini, awan panas tersebut mencapai tiga kilometer. Sebelum itu, Rabu (11/8/2021) kemarin, Gunung Merapi juga tercatat sudah memuntahkan awan panas dan lava pijar hingga 35 kali.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geolog (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan empat kali guguran awan panas tersebut dipantau dari sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB. Empat kali guguran awan panas tersebut dengan amplitudo19-67 milimeter dan durasi 110-232 detik.
“Terjadi 4 kali awan panas guguran pukul 01.07 WIB, 01.16 WIB, 01.53 WIB dan 02.46 WIB dengan jarak luncur 1.800 hingga 3.000 meter mengarah ke barat daya,” kata Hanik dalam keterangannya, Kamis (12/8/2021).
Jarak luncur awan panas terjauh terjadi pada pukul 01.53 WIB yakni sejauh 3.000 meter ke arah barat daya. Selain awan panas, guguran lava pijar masih sering terjadi. “Teramati 12 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 500-1.800 meter ke arah barat daya,” ungkapnya.
Aktivitas kegempaan Gunung Merapi juga terpantau masih tinggi. Pada periode pukul 00.00 hingga 06.00 WIB hari ini tercata terjadi gempa guguran sebanyak 71 kali, embusan 1 kali, low frekuensi 1 kali, gempa fase banyak 21 kali, vulkanik dangkal 9 kali dan gempa tektonik jauh sebanyak 1 kali.
Kendati luncuran awan panas makin sering terjadi dan jarak luncuran awan panas semakin jauh, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada tingkat Siaga (Level III). “Status Merapi Siaga sejak 5 November 2020,” tegasnya.
BPPTKG pun menetapkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah sungai Woro. Kemudian sejauh 5 kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sementara itu, pada Selasa (110/8/2021) lalu, hujan abu kembali terjadi di sebagian wilayah Selo, Kabupaten Boyolali. Hujan abu terjadi sesaat setelah adanya awan panas guguran dari Gunung Merapi pada pagi harinya.
“[Hujan abu] tipis saja, di wilayah Tlogolele dan Tlogomulyo,” kata Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra, Selasa. Hujan abu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB.
Dua hari sebelumnya, Minggu (8/8/2021), di desa itu juga diguyur hujan abu. Tepatnya di Dukuh Stabelan, Takeran, Belang, Gumukrejo, Karang, Ngadirojo, Tlogolele dan Tlogomulyo. Hujan abu tersebut turun setelah adanya aktivitas awan panas guguran sesaat sebelumnya.
Reporter: Supriyadi
Editor: Supriyadi