Kepala Dinkes Beberkan Alasan Kota Semarang Kembali ke Level 2, Ternyata...
Murianews
Selasa, 4 Januari 2022 18:18:26
MURIANEWS, Semarang – Turunnya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kota Semarang dari Level 1 ke Level 2 ternyata diikuti oleh beberapa sebab. Salah satunya adalah kondisi di wilayah aglomerasi.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam, Selasa (4/1/2022).
Hakam menjelaskan penyebab masuknya Kota Semarang ke Level 2 karena kondisi di wilayah aglomerasi Semarang Raya, yaitu Kabupaten Demak, Semarang, dan Kendal.
Saat ini daerah di sekitar Kota Semarang masih masuk level 2 sehingga otomatis Kota Semarang harus mengikutinya.
"Masalahnya adalah ada di aglomerasi Semarang Raya, Kendal, Demak, Kabupaten Semarang, ini dalam beberapa hari ini sepertinya muncul kasus baru. Dan ketiganya ini level 2 sehingga Kota Semarang (ikut) masuk ke level 2," katanya seperti dikutip
Detik.com.
Sementara itu berdasarkan data siagacorona.semarangkota.go.id diketahui saat ini ada 3 orang yang terpapar Covid-19 yang terdiri dari 1 warga Kota Semarang dan 2 warga luar kota. Hakam menjelaskan 1 warga Kota Semarang yang masih dirawat tersebut belum divaksin.
"Ada 1 keluarga ada 4 orang (positif Corona), itu (pulang) dari luar kota dan dia belum vaksin semua. Sekarang tinggal 1 dirawat, lainnya sudah sembuh," ujarnya.
Meski begitu, ia menilai Kota Semarang seharusnya masih bisa berstatus PPKM level 1 berdasarkan beberapa parameter. Parameter tersebut terdiri dari perhitungan tingkat transmisi penularan maupun percepatan vaksinasi.Dia mencontohkan, syarat untuk bisa berstatus PPKM level 1 adalah tingkat transmisi kasus terkonfirmasi di bawah 20 persen. Saat ini, perhitungan tingkat transmisi kasus terkonfirmasi di Kota Semarang hanya 0,06 persen.Sedangkan syarat lainnya adalah persentase pasien yang dirawat di rumah sakit kurang dari 5 persen."Kita (hanya) 0,5 sekian persen karena cuma 1 orang (yang dirawat)," tambah Hakam. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
Detik.com
[caption id="attachment_234018" align="alignleft" width="880"]

Sejumlah pelajar di Kota Semarang saat mengikuti vaksinasi lanjutan yang digelar BIN bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Kota Semarang. (Istimewa)[/caption]
MURIANEWS, Semarang – Turunnya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kota Semarang dari Level 1 ke Level 2 ternyata diikuti oleh beberapa sebab. Salah satunya adalah kondisi di wilayah aglomerasi.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam, Selasa (4/1/2022).
Hakam menjelaskan penyebab masuknya Kota Semarang ke Level 2 karena kondisi di wilayah aglomerasi Semarang Raya, yaitu Kabupaten Demak, Semarang, dan Kendal.
Saat ini daerah di sekitar Kota Semarang masih masuk level 2 sehingga otomatis Kota Semarang harus mengikutinya.
"Masalahnya adalah ada di aglomerasi Semarang Raya, Kendal, Demak, Kabupaten Semarang, ini dalam beberapa hari ini sepertinya muncul kasus baru. Dan ketiganya ini level 2 sehingga Kota Semarang (ikut) masuk ke level 2," katanya seperti dikutip
Detik.com.
Sementara itu berdasarkan data siagacorona.semarangkota.go.id diketahui saat ini ada 3 orang yang terpapar Covid-19 yang terdiri dari 1 warga Kota Semarang dan 2 warga luar kota. Hakam menjelaskan 1 warga Kota Semarang yang masih dirawat tersebut belum divaksin.
"Ada 1 keluarga ada 4 orang (positif Corona), itu (pulang) dari luar kota dan dia belum vaksin semua. Sekarang tinggal 1 dirawat, lainnya sudah sembuh," ujarnya.
Meski begitu, ia menilai Kota Semarang seharusnya masih bisa berstatus PPKM level 1 berdasarkan beberapa parameter. Parameter tersebut terdiri dari perhitungan tingkat transmisi penularan maupun percepatan vaksinasi.
Dia mencontohkan, syarat untuk bisa berstatus PPKM level 1 adalah tingkat transmisi kasus terkonfirmasi di bawah 20 persen. Saat ini, perhitungan tingkat transmisi kasus terkonfirmasi di Kota Semarang hanya 0,06 persen.
Sedangkan syarat lainnya adalah persentase pasien yang dirawat di rumah sakit kurang dari 5 persen.
"Kita (hanya) 0,5 sekian persen karena cuma 1 orang (yang dirawat)," tambah Hakam.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Detik.com