Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Wonosobo – Bupati Wonosobo Arif Burhidayat menginstruksikan jajarannya untuk membentuk relawan tanggap bencana di setiap desa di Wonosobo. Hal itu dilakukan lantaran banyak desa di kabupaten tersebut masuk kategori rawan bencana, khususnya longsor.

“Karena itu, kami minta semuanya mengoptimalkan kesiapsiagaan bencana, salah satunya dengan pembentukan relawan di 265 desa atau kelurahan. Minimal tiap desa mempunyai lima orang tenaga relawan,” katanya dalam siaran pers di laman Pemprov Jateng.

Ia menjelaskan, meski mempunyai tenaga relawan, semua warga juga diminta untuk memiliki kesadaran untuk melestarikan alam. Langkah sederhana yang bisa dilakukan oleh setiap orang, antara lain tidak membuang sampah di sungai dan tidak membangun rumah di pinggiran kali.

“Kami juga berharap semua warga untuk melakukan gerakan cinta Sungai Serayu. Semua kotoran berupa sisa pemotongan kayu dan berbagai macam sampah yang ada harus segera dibersihkan, mulai dari hulu di Dieng,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Bambang Triyono, mengatakan, terhitung 9-17 Maret 2022, terdapat 103 titik lokasi yang mengalami bencana tanah longsor.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Bambang Triyono, mengatakan, terhitung 9-17 Maret 2022, terdapat 103 titik lokasi yang mengalami bencana tanah longsor.Ratusan lokasi itu tersebar di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Kepil, Sapuran, Kalibawang, Kaliwiro, Wadaslintang, Mojotengah, dan Garung. Kecamatan Kalibawang merupakan wilayah dengan jumlah lokasi terkena longsor terbanyak, yakni delapan titik longsor setiap hari.”Jumlah sementara kerugian yang  ditimbulkan oleh bencana tanah longsor di Wonosobo, ditaksir mencapai Rp 2 miliar,” imbunya. Penulis: SupriyadiEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler