— Harga daging sapi di Jateng makin hari diperkirakan akan semakin meningkat. Puncak kenaikan akan terjadi saat menjelang Lebaran 2022. Kenaikan itu bahkan diperkirakan akan menyentuh harga hingga Rp 180 ribu per kilogram.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Jaringan pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) Lasiman mengatakan, kenaikan tersebut dikarenakan beberapa faktor. Satu di antaranya adalah berkurangnya jumlah peternak sapi serta terus meningkatnya kebutuhan daging.
“60-70 persen konsumsi daging sapi di Jawa Tengah berasal dari pedagang bakso. Kalau mengandalkan daging sapi lokal, jelas tidak akan mencukupi dan itu harganya bisa menyentuh Rp 160 ribu per kilogram. Karena bahan baku kami memang berkurang, padahal yang memakai banyak,” kata Lasiman seperti dikutip
.
Kenaikan harga daging menjelang Lebaran adalah hal yang biasa terjadi. Kondisi tersebut disebabkan terbatasnya pasokan sapi impor dan lokal. Ditambah pasokan daging impor beku yang juga tidak berjalan optimal.
Di tingkat nasional, Kementerian Perdagangan melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) mencatat harga rata-rata daging sapi paha belakang berada di R p132.300. Harga tersebut jauh di atas harga rata-rata di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber:
[caption id="attachment_284681" align="alignleft" width="1280"]

Para pedagang daging sapi dan ayam di Pasar Jepara dua melayani pembeli. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Semarang — Harga daging sapi di Jateng makin hari diperkirakan akan semakin meningkat. Puncak kenaikan akan terjadi saat menjelang Lebaran 2022. Kenaikan itu bahkan diperkirakan akan menyentuh harga hingga Rp 180 ribu per kilogram.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Jaringan pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) Lasiman mengatakan, kenaikan tersebut dikarenakan beberapa faktor. Satu di antaranya adalah berkurangnya jumlah peternak sapi serta terus meningkatnya kebutuhan daging.
“60-70 persen konsumsi daging sapi di Jawa Tengah berasal dari pedagang bakso. Kalau mengandalkan daging sapi lokal, jelas tidak akan mencukupi dan itu harganya bisa menyentuh Rp 160 ribu per kilogram. Karena bahan baku kami memang berkurang, padahal yang memakai banyak,” kata Lasiman seperti dikutip
Solopos.com.
Kenaikan harga daging menjelang Lebaran adalah hal yang biasa terjadi. Kondisi tersebut disebabkan terbatasnya pasokan sapi impor dan lokal. Ditambah pasokan daging impor beku yang juga tidak berjalan optimal.
Di tingkat nasional, Kementerian Perdagangan melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) mencatat harga rata-rata daging sapi paha belakang berada di R p132.300. Harga tersebut jauh di atas harga rata-rata di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber:
Solopos.com