Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Semarang — Pengunjung pasar malam di Lapangan Jolotundo, Sambirejo, Gayamsari, Kota Semarang dibuat gempar dengan ambruknya wahana ontang-anting, Jumat (3/6/2022) malam.

Saat kejadian, wahana semacam ayunan yang digerakkan mesin itu tengah dinaiki belasan pengunjung mulai dari usia dewasa hingga anak-anak.

Baca: Polisi Selidiki Ambruknya Wahana Ontang-anting Pasar Malam Semarang

Kejadian tersebut diketahui terjadi sekitar pukul 23.30 WIB. Sebelum itu, wahana sudah beroperasi sejak pukul 18.00 WIB. Nahas, tiba-tiba wahana tersebut ambruk ke utara dengan mesin masih hidup.

Akibat kejadian ini, sekitar beberapa orang mengalami luka-luka ringan di bagian kaki. Selain itu, satu orang sempat pingsan karena tertimpa besi.

Melansir Solopos.com, salah seorang penjaga pasar malam Jolotundo yang enggan disebutkan namanya mengaku tidak tahu siapa pengelola pasar malam tersebut tersebut. Ia mengaku hanya bekerja sampingan untuk menjaga wahana pesawat.

“Kurang tahu (pengelola). Saya hanya kocokan saja dan dari awal buka saya menjaga (wahana) pesawat,” katanya.

Baca: Hujan Angin, Tembok SMP 2 Kejo Karanganyar Ambruk

Ia juga tak tahu siapa penjaga wahana ontang-anting. Namun dirinya memastikan pasar malam ini keliling dari satu daerah ke daerah lain, tidak hanya digelar di Jolotundo. Sebelumnya yakni di Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Ia juga menjelaskan, Pasar Malam di Jolotundo sudah buka sejak sepekan yang lalu dan akan berlangsung tiga pekan. “Keliling per daerah. Di sini (Jolotundo) sudah 8 hari. Sebelumnya, di Ambarawa. Kontraknya, tiga minggu. Setelah ini, belum tahu,” jelasnya.

Kronologi ambruknya wahana ontang-anting ini terjadi pada sekitar pukul 20.30 WIB. Bahkan, kata dia, kejadian seperti ini baru terjadi di Jolotundo, sebelumnya di Ambarawa aman-aman saja.

“Jatuhnya, 20.30 WIB. Baru kali ini, di Ambarawa aman, “imbuhnya.

Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa pasar malam tersebut dibuka dari pukul 18.30 hingga 22.00 WIB.Sementara itu, salah satu orang tua korban, Nur Syahadah, mengaku dirinya tidak tahu persis berapa jumlah penumpang wahana tersebut.Namun, Nur hanya mengutamakan menolong anaknya berinsial K, 10 tahun, yang ada di dalam ontang-antingn yang ambruk itu. Korban mengalami luka ringan bagian kaki kanan dan membengkak.“Saya tolongin anak saya. Usianya 10 tahun, K. Luka di kaki kanan, langsung membengkak. Sempat nangis, namanya aja bocah. Yang tahu ambruknya ke arah sini [condong ke utara], anak saya pas ambruk ya di situ,” jelasnya sambil menunjukkan lokasi ambruknya ontang-anting.Baca: Bagian Atap Tribun Sirkuit Ancol Ambruk, Panitia Formula E Jakarta Klaim Segera DibereskanSelai anaknya, menurutnya, ada satu korban yang berusia dewasa itu mengalami luka cukup berat karena terkena besi penyangga ontang-anting langsung pingsan.“Paling parah yang dewasa itu, kena kakinya. Langsung semaput (pingsan), cewek,” kata Nur.Ia mengaku baru kali pertama mengunjungi Pasar Malam di Jolotundo karena anaknya ingin datang ke tempat tersebut. Tiket untuk naik ontang-anting yakni sebesar Rp 10.000.“Sengaja datang ke sini. Sebelumnya main ke saudara dulu. Terus mampir, pumpung ada pasar malam. Sepuluh ribu, bayar langsung naik,” terang warga Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarag itu.Nur menegaskan dirinya bakal menuntut pengelola agar ada tanggung jawab atas menimpa anaknya menjadi korban wahana itu. “Ya mesti. Nuntut ta ya. Tanggung jawabnya bagaimana. Di sini udah bayar, luka bisa disembuhkan kalau mentalnya enggak bisa disembuhkan,” tegasnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler