Kasus Stunting di Kota Semarang Tembus 1.367 Anak, Begini Langkah Pemkot
Murianews
Kamis, 14 Juli 2022 14:42:55
MURIANEWS, Semarang – Kasus stunting atau tumbuh kembang anak di Kota Semarang saat ini tembus 1.367 anak. Ribuan kasus tersebut diketahui tersebar hampir di semua kecamatan di Kota Lumpia.
Melansir dari laman resmi Pemkot Semarang, berdasarkan data Operasi Timbang Kota Semarang menyebutkan jika angka stunting di Kota Semarang saat ini mencapai 3,10%, atau 1.367 anak dari 44.058 anak.
Meski demikian, data Operasi Timbang itu berbeda dengan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kota Semarang yang menyebutkan angka stunting di Ibu Kota Jateng itu mencapai 21,3%, atau 65 dari 306 anak.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berharap angka stunting di Kota Semarang itu bisa terus ditekan. Ia menargetkan angka stunting di Kota Semarang turun menjadi 14% pada 2024, atau sesuai dengan target yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia pun mengaku telah menyiapkan berbagai strategi untuk menurunkan stunting di wilayahnya. Salah satunya melalui program Si Bening yang baru saja diluncurkan di Balai Kelurahan Salaman Mloyo, Kecamatan Barat, Selasa (12/7/2022).
”Konsep Si Bening ini pada dasarnya adalah gotong royong. Sama seperti Si Centik yang pada dasarnya penerapan bergerak bersama dalam pemberantasan DBD. Alhamdulillah angka DBD di Kota Semarang terbukti bisa ditekan. Insyaallah, jika semua bergerak persoalan di Kota Semarang bisa diselesaikan dengan cepat, termasuk stunting,” katanya seperti dikutip
Solopos.com, Rabu (13/7/2022).
Sebelum meluncurkan Si Bening, Pemkot Semarang juga telah membentuk Dashat, yang merupakan akronim dari Dapur Sehat Atasi Stunting di 16 kecamatan yang ada di kota Semarang. Dashat merupakan program penanganan stunting dengan memberikan makanan tambahan, penempatan petugas surveilans kesehatan di setiap kelurahan, dan pemantaian ibu hamil.“Tetapi jika ternyata (Si Bening) masih kurang mencapai target, maka akan kita lakukan inovasi-inovasi lainnya. Jadi kita lihat dulu sesuai situasi dan kondisi,” pungkas Hendi.Sementara itu, Ketua Forum Kota Sehat Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi, berharap bantuan yang telah diberikan Pemkot Semarang bisa diteruskan oleh stakeholder yang lain dalam rangka bersama-sama mengatasi persoalan stunting di Kota Semarang.”Pemerintah Kota Semarang melalui DKK [Dinas Kesehatan Kota] Semarang telah memberikan bantuan kepada anak-anak stunting dengan memberikan makan tiga kali sehari selama dua bulan. Namun hal tersebut tidak mungkin berlanjut terus mengingat biaya yang dibutuhkan sangat besar. Harapan saya, Harapan saya, pemberian bantuan ini akan diteruskan oleh lurah maupun Muspida sebagai orang tua asuh,” jelas Tia. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com
[caption id="attachment_172814" align="alignleft" width="1280"]

Ilustrasi stunting. (net)[/caption]
MURIANEWS, Semarang – Kasus stunting atau tumbuh kembang anak di Kota Semarang saat ini tembus 1.367 anak. Ribuan kasus tersebut diketahui tersebar hampir di semua kecamatan di Kota Lumpia.
Melansir dari laman resmi Pemkot Semarang, berdasarkan data Operasi Timbang Kota Semarang menyebutkan jika angka stunting di Kota Semarang saat ini mencapai 3,10%, atau 1.367 anak dari 44.058 anak.
Meski demikian, data Operasi Timbang itu berbeda dengan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kota Semarang yang menyebutkan angka stunting di Ibu Kota Jateng itu mencapai 21,3%, atau 65 dari 306 anak.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berharap angka stunting di Kota Semarang itu bisa terus ditekan. Ia menargetkan angka stunting di Kota Semarang turun menjadi 14% pada 2024, atau sesuai dengan target yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia pun mengaku telah menyiapkan berbagai strategi untuk menurunkan stunting di wilayahnya. Salah satunya melalui program Si Bening yang baru saja diluncurkan di Balai Kelurahan Salaman Mloyo, Kecamatan Barat, Selasa (12/7/2022).
”Konsep Si Bening ini pada dasarnya adalah gotong royong. Sama seperti Si Centik yang pada dasarnya penerapan bergerak bersama dalam pemberantasan DBD. Alhamdulillah angka DBD di Kota Semarang terbukti bisa ditekan. Insyaallah, jika semua bergerak persoalan di Kota Semarang bisa diselesaikan dengan cepat, termasuk stunting,” katanya seperti dikutip
Solopos.com, Rabu (13/7/2022).
Sebelum meluncurkan Si Bening, Pemkot Semarang juga telah membentuk Dashat, yang merupakan akronim dari Dapur Sehat Atasi Stunting di 16 kecamatan yang ada di kota Semarang. Dashat merupakan program penanganan stunting dengan memberikan makanan tambahan, penempatan petugas surveilans kesehatan di setiap kelurahan, dan pemantaian ibu hamil.
“Tetapi jika ternyata (Si Bening) masih kurang mencapai target, maka akan kita lakukan inovasi-inovasi lainnya. Jadi kita lihat dulu sesuai situasi dan kondisi,” pungkas Hendi.
Sementara itu, Ketua Forum Kota Sehat Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi, berharap bantuan yang telah diberikan Pemkot Semarang bisa diteruskan oleh stakeholder yang lain dalam rangka bersama-sama mengatasi persoalan stunting di Kota Semarang.
”Pemerintah Kota Semarang melalui DKK [Dinas Kesehatan Kota] Semarang telah memberikan bantuan kepada anak-anak stunting dengan memberikan makan tiga kali sehari selama dua bulan. Namun hal tersebut tidak mungkin berlanjut terus mengingat biaya yang dibutuhkan sangat besar. Harapan saya, Harapan saya, pemberian bantuan ini akan diteruskan oleh lurah maupun Muspida sebagai orang tua asuh,” jelas Tia.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber: Solopos.com