Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Demak — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Demak mencatat ada 140 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menimpa warga Demak tahun ini. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang terdata sejak 1 Januari 2022 hingga sekarang atau tujuh bulan.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Demak Heri mengatakan, jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandingkan tahun 2021 lalu. Bahkan, kenaikannya cukup signifikan.

”Tahun ini jumlah lebih tinggi dibanding kasus DBD pada tahun 2021 lalu. Tahun kemarin itu hanya 67 kasus,” katanya seperti dikutip Solopos.com.

Dengan data tersebut, lanjutnya, jumlah ini masih bisa bertambah. Terlebih lagi, saat ini masih bulan ketujuh. Sementara masih ada lima bulan lagi hingga akhir tahun.

Baca: Dari Januari hingga Mei 2022 Ada 280 Kasus DBD di Kudus, Lima Orang di Antaranya Meninggal

”Kemungkinan bertambah sangat memungkinkan. Apalagi saat ini hujan masih sering turun dan masih ada waktu lima bulan hingga akhir tahun,” terangnya.

Heri menyebutkan, merujuk pada data kasus DBD di Demak sepanjang 2014 hingga 2022, kasus terbanyak terjadi pada 2015, yakni dengan 109 kasus dengan 25 orang meninggal dunia.

”Kalau ditarik sebelum pandemi, pada 2019 ada 168 kasus dengan 2 meninggal. Kemudian, pada 2020 ada 107 dengan nol meninggal,” beber dia.

Terkait sebaran kasus DBD di wilayah Demak, Heru menyebut merata di tiap kecamatan. Namun, temuan terbanyak ada di Kecamatan Mranggen dan Kecamatan Wedung.
”Hampir merata diseluruh kecamatan ada. Cuma terbanyak ada si Mranggen kasusnya, itu (Mranggen) kan ada tiga pukesmas dan penduduknya padat,” pungkas dia.Dengan kondisi ini, Heri meminta warga mewaspadai potensi penyebaran DBD. Sebab, saat ini dalam kondisi sering terjadi hujan yang akan meninggalkan kubangan atau genangan air yang menjadi tempat potensial berkembang biak nyamuk aedes aegypti.Baca: 10 Kasus DBD Ditemukan di Hadipolo Kudus”Karena situasi seperti itu (sering hujan), cocok untuk berkembang biak nyamuk. Harapkan kembali menggalakan pemberantasan sarang nyamuk, jadi terutama menjaga kebersihan,” pinta dia.Pemberantasan tersebut, yaitu dengan melakukan 3 M atau mengurus, menutup dan mendangur ulang. Kegiatan tersebut, dihimbau dapat dilakukan secara berkala minimal satu pekan sekali.”Kenapa begitu, karena siklus perkembangan nyamuk dari bertelur hingga dewasa itu sekitar 10 sampai 14 hari. Jadi kalau satu Minggu sekali bisa digalakan, bisa memutus DBD tadi,” tutup dia. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler