Gus Yasin Imbau Penderita HIV/AIDS Terbuka Agar Bisa Segera Diobati
Murianews
Kamis, 8 September 2022 17:09:43
MURIANEWS, Semarang – Temuan kasus baru HIV/AIDS di Jawa Tengah triwulan II tahun 2022 mencapai 2.032 penderita berdasarkan data Dinas Kesehatan Jateng. Jumlah itu dimungkinkan bisa lebih, karena masih banyak penderita yang enggan membuka status kesehatannya.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen pun mengimbau para penderita HIV/AIDS atau yang merasakan gejalanya, untuk tak takut melapor. Sehingga, proses pengobatan bisa segera dilakukan untuk meminimalisir angka kematian.
”Karena kita tahu sendiri bahwa ketika kita bertemu dengan para penyintas HIV/AIDS ini, mereka mau terbuka saja, sudah nilai plus bagi kita. Karena apa? mereka bisa diobati, bisa dicegah. Jadi ketika mereka mau minum obat setiap hari, rutin, istiqomah minumnya, aman-aman saja," kata Gus Yasin, Kamis (08/09/2022).
Gus Yasin yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Jateng itu menilai, penderita HIV/ AIDS punya hak untuk hidup normal, layaknya orang sehat. Mereka bisa berkeluarga dan punya keturunan.
Baca: Ada 1.468 Kasus HIV Baru di Jateng, Ganjar: ODHA Jangan Takut LaporPenderita HIV/AIDS yang menerapkan pola hidup sehat dan rutin berobat, berpeluang tidak menularkan penyakitnya kepada keturunannya.
”Kalau semakin kita menemukan semakin banyak, semakin mudah untuk penanganan. Tetapi memang kita harus pantau pergerakan mereka kemana saja. Ini yang harus kita pantau saat ini.
Monggo sareng-sareng (mari Bersama-sama), kalau memang ada masyarakat yang terpapar HIV/AIDS, tolong ngomong saja. Biar nanti bisa diobati, atau paling tidak bisa dikendalikan HIV/AIDS-nya," imbuhnya.
”Kalau semakin kita menemukan semakin banyak, semakin mudah untuk penanganan. Tetapi memang kita harus pantau pergerakan mereka kemana saja. Ini yang harus kita pantau saat ini.
Monggo sareng-sareng (mari Bersama-sama), kalau memang ada masyarakat yang terpapar HIV/AIDS, tolong ngomong saja. Biar nanti bisa diobati, atau paling tidak bisa dikendalikan HIV/AIDS-nya," imbuhnya.Wagub menambahkan, penyakit HIV/AIDS erat kaitannya dengan perilaku masyarakat. Maka, sebagai upaya preventif, harus dilakukan kampanye masif di banyak tempat. Seperti di sekolah-sekolah atau di tempat ibadah.
Baca: Duh! Kasus HIV/AIDS Solo Tertinggi di Jateng, Kedua KudusKata dia, saat pertemuan KPA se-Jateng di Surakarta beberapa waktu lalu, muncul banyak masukan dari KPA kabupaten/kota. Salah satunya, pendampingan pranikah bagi calon pengantin di Kabupaten Pati. Ternyata, lanjutnya, ditemukan 10 pasang calon pengantin yang terpapar HIV/AIDS."Artinya apa? Itu dimulai dari bawah, sehingga memang kita harus menyadarkan kepada masyarakat untuk berperilaku hidup yang baik, meninggalkan narkoba, seks bebas, dan seterusnya. Ini kita jaga betul. Kita kampanyekan di sekolah-sekolah, di masyarakat, di (tempat) apa saja," pungkasnya. Reporter: Ali MuntohaEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_276195" align="alignleft" width="1280"]

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen. (MURIANEWS/Anggara Jiwandhana)[/caption]
MURIANEWS, Semarang – Temuan kasus baru HIV/AIDS di Jawa Tengah triwulan II tahun 2022 mencapai 2.032 penderita berdasarkan data Dinas Kesehatan Jateng. Jumlah itu dimungkinkan bisa lebih, karena masih banyak penderita yang enggan membuka status kesehatannya.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen pun mengimbau para penderita HIV/AIDS atau yang merasakan gejalanya, untuk tak takut melapor. Sehingga, proses pengobatan bisa segera dilakukan untuk meminimalisir angka kematian.
”Karena kita tahu sendiri bahwa ketika kita bertemu dengan para penyintas HIV/AIDS ini, mereka mau terbuka saja, sudah nilai plus bagi kita. Karena apa? mereka bisa diobati, bisa dicegah. Jadi ketika mereka mau minum obat setiap hari, rutin, istiqomah minumnya, aman-aman saja," kata Gus Yasin, Kamis (08/09/2022).
Gus Yasin yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Jateng itu menilai, penderita HIV/ AIDS punya hak untuk hidup normal, layaknya orang sehat. Mereka bisa berkeluarga dan punya keturunan.
Baca: Ada 1.468 Kasus HIV Baru di Jateng, Ganjar: ODHA Jangan Takut Lapor
Penderita HIV/AIDS yang menerapkan pola hidup sehat dan rutin berobat, berpeluang tidak menularkan penyakitnya kepada keturunannya.
”Kalau semakin kita menemukan semakin banyak, semakin mudah untuk penanganan. Tetapi memang kita harus pantau pergerakan mereka kemana saja. Ini yang harus kita pantau saat ini.
Monggo sareng-sareng (mari Bersama-sama), kalau memang ada masyarakat yang terpapar HIV/AIDS, tolong ngomong saja. Biar nanti bisa diobati, atau paling tidak bisa dikendalikan HIV/AIDS-nya," imbuhnya.
Wagub menambahkan, penyakit HIV/AIDS erat kaitannya dengan perilaku masyarakat. Maka, sebagai upaya preventif, harus dilakukan kampanye masif di banyak tempat. Seperti di sekolah-sekolah atau di tempat ibadah.
Baca: Duh! Kasus HIV/AIDS Solo Tertinggi di Jateng, Kedua Kudus
Kata dia, saat pertemuan KPA se-Jateng di Surakarta beberapa waktu lalu, muncul banyak masukan dari KPA kabupaten/kota. Salah satunya, pendampingan pranikah bagi calon pengantin di Kabupaten Pati. Ternyata, lanjutnya, ditemukan 10 pasang calon pengantin yang terpapar HIV/AIDS.
"Artinya apa? Itu dimulai dari bawah, sehingga memang kita harus menyadarkan kepada masyarakat untuk berperilaku hidup yang baik, meninggalkan narkoba, seks bebas, dan seterusnya. Ini kita jaga betul. Kita kampanyekan di sekolah-sekolah, di masyarakat, di (tempat) apa saja," pungkasnya.
Reporter: Ali Muntoha
Editor: Ali Muntoha