Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Semarang – Suhu di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), dalam berapa hari terakhir terasa amat panas. Bukannya melandai, suhu tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Bahkan mencapai 39,5 derajat.

Hal ini sebagaimana prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Menurut Koordinator Bidang Prakirawan BMKG Ahmad Yani Semarang Triyotomo, suhu panas yang masih terasa hingga saat ini karena kondisi cuaca masih pada masa musim peralihan.

Selain itu, pada September gerak semu matahari tepat berada di atas khatulistiwa. Akibatnya, suhu akan terus bertambah dan terasa begitu panas.

”Tepatnya 23 September kemarin, posisi matahari tepat di atas ekuator (khatulistiwa). Jadi untuk sekitar pantura timur, suhunya agak tinggi. Semarang rata-rata hanya 34,4 derajat Celcius, pantura timur mungkin malah di atas 35 derajat,” kata Triyotomo seperti dikutip Solopos.com, Kamis (29/9/2022).

Kendati demikian, suhu Kota Semarang akan berada pada puncak panas tertinggi pada Oktober nanti. Bahkan, saat puncaknya nanti suhu udara di Kota Semarang diprakirakan bisa mencapai 39,5 derajat Celcius.

”Oktober nanti, tepat di atasnya Pulau Jawa (posisi matahari). Kenapa di situ (Semarang) sangat tinggi (suhunya), secara klimatologis karena bulan itu (Oktober) tepat di atas Pulau Jawa,” terangnya.

Meski demikian, suhu yang telah diprakirakan itu akan berbeda dengan yang dirasakan nantinya. Sebab, banyak faktor yang mempengaruhi panas atau tidaknya sengatan matahari.
”Tapi itu suhu yang terukur. Kalau yang dirasakan atau tidak terukur itu berbeda. Perbedaanya bisa 3-5 derajat celcius. Misal di Tugumuda, kenapa terasa sangat panas? Karena di sana ada aspal yang menguap karena panas matahari dan banyak gedung-gedung juga,” beber dia.Lebih lanjut, bila dilihat secara topografi, Triyotomo mengungkapkan daerah Jateng paling panas berada di sisi pantura timur, pantura tengah, dan pantura barat. Sedangkan suhu yang tidak terlalu panas diprakirakan terjadi di wilayah Soloraya.”Pegunungan agak sejuk, daerah selatan terutama karena anginnya dari arah timur. Jadi mereka membawa uap air, makanya cenderung dingin,” lanjut dia.Terkait dampak cuaca panas dari sisi badan manusia, terang Triyotomo, yakni bisa menyebabkan gampang haus dan dehidrasi. Oleh karenanya, ia pun mengimbau agar masyarakat membawa pelindung kepala untuk mengurangi panas teriknya matahari. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar