Pacar Ditawar Berkencan, Pemuda Semarang Ajak Teman Keroyok Warga Jepara
Murianews
Jumat, 14 Oktober 2022 19:12:34
MURIANEWS, Semarang — Tak terima sang pacar digoda dan ditawar untuk berkencan, seorang pemuda di Semarang Qoiril APP mengajak teman-temannya untuk menghajar pemuda asal Jepara bernama Safki Koirul Huda.
Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami sejumlah memar dan harus rawat jalan. Tak terima dengan apa yang terjadi korban pun akhirnya melapor ke polisi.
Melansir
Solopos.com, pengeroyokan ini bermula saat Qoiril mulai curiga lantaran akun Instagram kekasihnya kerap menerima
direct message (DM) dari korban, yang diketahui berasal Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara.
Diam-diam Qoiril pun mengambil alih akun pacarnya dan menyiapkan strategi untuk mengerjai Safki. Qoiril kemudian menceritakan niatnya tersebut kepada keempat temannya, masing-masing VA, TM, SK, dan SH.
Atas dorongan kawan-kawannya itu juga, Qoiril akhirnya mengajak korban bertemui melalui akun Instagram sang pacar.
”Waktu dia tanya berapa harga spontan saya jawab Rp 500 ribu dan dia setuju. Lalu, kami sepakat bertemu di dekat perlintasan kereta api di Sleko, Bandarharjo,” katanya saat dihadirkan dalam gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, Jumat (14/10/2022).
Sesaat sebelum pertemuan pada Minggu (28/8/2022) pagi sekitar pukul 05.00 WIB itu, kelima pelaku menenggak minuman keras (miras) jenis ciu. Tak lama setelah itu, korban datang dan tanpa ragu kelima pelaku melakukan pengeroyokan terhadap korban.
Dalam pengakuannya Qoiril mengatakan ia memukul menggunakan batu beserta VA. Sementara, ketiga pelaku lain mengaku hanya memukul dengan menggunakan tangan kosong dan menendang.Namun Qoiril selaku pelaku utama tidak mengakui jika pertemuan berujung pengeroyokan korban tersebut merupakan idenya. Ia justru menyebut VA adalah otak di balik pengeroyokan tersebut.”Saya memukul menggunakan helm dan memang melemparkan batu, tapi waktu itu korban masih mengenakan helm. Qoiril adalah yang pertama kali punya ide mengajak bertemu,” aku VA.Kendati tidak mengalami luka berat, Safki yang bekerja sebagai karyawan swasta di Kota Semarang tetap memutuskan untuk melaporkan peristiswa yang menimpanya ke polisi.Kasatreskrim Poresltabes Semarang AKBP Donny Lombantoruan mengatakan, para pelaku dibekuk di rumah masing-masing. ”Korban hanya rawat jalan kaena hanya mengalami luka ringan. Sementara untuk para pelaku terancam hukuman kurungan maksimal sembilan tahun,” tegasnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com
[caption id="attachment_324822" align="alignleft" width="880"]

Kelima pemuda Semarang pelaku pengeroyokan saat memberikan keterangan di Mapolrestabes Semarang, Jumat (14/10/2022). (Solopos.com-Ponco Wiyono)[/caption]
MURIANEWS, Semarang — Tak terima sang pacar digoda dan ditawar untuk berkencan, seorang pemuda di Semarang Qoiril APP mengajak teman-temannya untuk menghajar pemuda asal Jepara bernama Safki Koirul Huda.
Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami sejumlah memar dan harus rawat jalan. Tak terima dengan apa yang terjadi korban pun akhirnya melapor ke polisi.
Melansir
Solopos.com, pengeroyokan ini bermula saat Qoiril mulai curiga lantaran akun Instagram kekasihnya kerap menerima
direct message (DM) dari korban, yang diketahui berasal Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara.
Diam-diam Qoiril pun mengambil alih akun pacarnya dan menyiapkan strategi untuk mengerjai Safki. Qoiril kemudian menceritakan niatnya tersebut kepada keempat temannya, masing-masing VA, TM, SK, dan SH.
Atas dorongan kawan-kawannya itu juga, Qoiril akhirnya mengajak korban bertemui melalui akun Instagram sang pacar.
”Waktu dia tanya berapa harga spontan saya jawab Rp 500 ribu dan dia setuju. Lalu, kami sepakat bertemu di dekat perlintasan kereta api di Sleko, Bandarharjo,” katanya saat dihadirkan dalam gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, Jumat (14/10/2022).
Sesaat sebelum pertemuan pada Minggu (28/8/2022) pagi sekitar pukul 05.00 WIB itu, kelima pelaku menenggak minuman keras (miras) jenis ciu. Tak lama setelah itu, korban datang dan tanpa ragu kelima pelaku melakukan pengeroyokan terhadap korban.
Dalam pengakuannya Qoiril mengatakan ia memukul menggunakan batu beserta VA. Sementara, ketiga pelaku lain mengaku hanya memukul dengan menggunakan tangan kosong dan menendang.
Namun Qoiril selaku pelaku utama tidak mengakui jika pertemuan berujung pengeroyokan korban tersebut merupakan idenya. Ia justru menyebut VA adalah otak di balik pengeroyokan tersebut.
”Saya memukul menggunakan helm dan memang melemparkan batu, tapi waktu itu korban masih mengenakan helm. Qoiril adalah yang pertama kali punya ide mengajak bertemu,” aku VA.
Kendati tidak mengalami luka berat, Safki yang bekerja sebagai karyawan swasta di Kota Semarang tetap memutuskan untuk melaporkan peristiswa yang menimpanya ke polisi.
Kasatreskrim Poresltabes Semarang AKBP Donny Lombantoruan mengatakan, para pelaku dibekuk di rumah masing-masing. ”Korban hanya rawat jalan kaena hanya mengalami luka ringan. Sementara untuk para pelaku terancam hukuman kurungan maksimal sembilan tahun,” tegasnya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber: Solopos.com