Boyolali Utara Rawan Longsor, BPBD Minta Warga Waspada
Murianews
Sabtu, 22 Oktober 2022 13:57:12
MURIANEWS, Boyolali – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali meminta masyarakat di Boyolali bagian utara untuk mewaspadai bencana longsor saat hujan turun. Pasalnya, daerah di daerah tersebut masuk dalam kategori zona merah bencana longsor di Boyolali.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suherman, mengatakan kawasan di Boyolali di bagian utara rawan tanah longsor itu berada di daerah Selo dan Cepogo.
”Untuk Selo dan Cepogo masuk area rawan longsor. Tamansari juga (rawan) tapi tidak serawan seperti Cepogo dan Selo,” ungkapnya seperti dikutip
Solopos.com, Jumat (21/10/2022).
Ia menjelaskan karakteristik longsor di Boyolali bagian utara dan daerah Selo dan Cepogo adalah tanahnya langsung ambrol. Sedangkan, untuk di kawasan Boyolali tanahnya bergerak sedikit demi sedikit.
Herman mencontohkan tanah gerak terjadi di Dukuh Lemah Mendak, Desa Ngablak, Kecamatan Wonosamodro yang terjadi pada Rabu (19/10/2022). Ia menceritakan tanah gerak di salah satu bukit dukuh tersebut terjadi pada malam hari.
Material tanah gerak itu tersebut mengenai empat rumah di bawah bukit dengan panjang longsoran 50 meter dan ketinggian sekitar tiga meter. ”Tanah longsorannya sempat masuk ketiga rumah tapi enggak sampai menggeser, cuma di depannya saja. Itu kontur tanahnya labil,” jelasnya
Herman mengatakan penghuni rumah yang terdampak tanah bergerak di Wonosamodro tersebut tidak mau mengungsi. Alasannya, mereka tidak terisolasi. Namun, ke depannya mereka harus direlokasi karena berada di kawasan rawan longsor.Ia mengatakan pembersihan longsor sempat terkendala akses jalan yang sempit. Kemudian BPBD Boyolali berusaha membuka jalan sehingga ekskavator dapat masuk.Walaupun ekskavator dapat masuk, ternyata truk tidak dapat masuk. Akses yang sempii tersebut tidak efektif karena eksavator harus bolak-balik. Maka dari itu, kata Herman, kegiatan pembersihan dihentikan sementara sambil menunggu koordinasi lebih lanjut.Ia mengimbau warga waspada dengan adanya potensi longsor. Ia juga menyarankan ketika terjadi hujan deras, maka pemilik rumah yang berada di bawah bukit untuk pindah ke daerah yang menjauhi bukit. “Untuk di Dukuh Lemah Mandek, besok pagi [Sabtu] rencananya mau pembersihan akhir,” tuturnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com
[caption id="attachment_130121" align="alignleft" width="700"]

Ilustrasi longsor[/caption]
MURIANEWS, Boyolali – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali meminta masyarakat di Boyolali bagian utara untuk mewaspadai bencana longsor saat hujan turun. Pasalnya, daerah di daerah tersebut masuk dalam kategori zona merah bencana longsor di Boyolali.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suherman, mengatakan kawasan di Boyolali di bagian utara rawan tanah longsor itu berada di daerah Selo dan Cepogo.
”Untuk Selo dan Cepogo masuk area rawan longsor. Tamansari juga (rawan) tapi tidak serawan seperti Cepogo dan Selo,” ungkapnya seperti dikutip
Solopos.com, Jumat (21/10/2022).
Ia menjelaskan karakteristik longsor di Boyolali bagian utara dan daerah Selo dan Cepogo adalah tanahnya langsung ambrol. Sedangkan, untuk di kawasan Boyolali tanahnya bergerak sedikit demi sedikit.
Herman mencontohkan tanah gerak terjadi di Dukuh Lemah Mendak, Desa Ngablak, Kecamatan Wonosamodro yang terjadi pada Rabu (19/10/2022). Ia menceritakan tanah gerak di salah satu bukit dukuh tersebut terjadi pada malam hari.
Material tanah gerak itu tersebut mengenai empat rumah di bawah bukit dengan panjang longsoran 50 meter dan ketinggian sekitar tiga meter. ”Tanah longsorannya sempat masuk ketiga rumah tapi enggak sampai menggeser, cuma di depannya saja. Itu kontur tanahnya labil,” jelasnya
Herman mengatakan penghuni rumah yang terdampak tanah bergerak di Wonosamodro tersebut tidak mau mengungsi. Alasannya, mereka tidak terisolasi. Namun, ke depannya mereka harus direlokasi karena berada di kawasan rawan longsor.
Ia mengatakan pembersihan longsor sempat terkendala akses jalan yang sempit. Kemudian BPBD Boyolali berusaha membuka jalan sehingga ekskavator dapat masuk.
Walaupun ekskavator dapat masuk, ternyata truk tidak dapat masuk. Akses yang sempii tersebut tidak efektif karena eksavator harus bolak-balik. Maka dari itu, kata Herman, kegiatan pembersihan dihentikan sementara sambil menunggu koordinasi lebih lanjut.
Ia mengimbau warga waspada dengan adanya potensi longsor. Ia juga menyarankan ketika terjadi hujan deras, maka pemilik rumah yang berada di bawah bukit untuk pindah ke daerah yang menjauhi bukit. “Untuk di Dukuh Lemah Mandek, besok pagi [Sabtu] rencananya mau pembersihan akhir,” tuturnya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber: Solopos.com