Bikin Terauma, Kades Siwarak Purbalingga Usulkan Relokasi

[caption id="attachment_328006" align="alignleft" width="880"] Warga dan para relawan membawa barang-barang yang masih bisa diselamatkan untuk dievakuasi di tempat yang lebih aman, Rabu (26/10/2022). (Serayunews/Amin Wahyudi)[/caption] MURIANEWS, Purbalingga – Bencana longsor yang terjadi di Desa Siwarakmeninggalkan terauma mendalam bagi warga setempat. Karena itu, Kades Siwarak Suratman usul untuk dilakukan relokasi. Suratman menjelaskan, pengajuan relokasi sebetulnya sudah dia rencanakan sejak tahun 2016 silam. Namun, sampai saat ini tidak ada tindak lanjut dari pemerintah daerah. ”Sejak 2016 sudah ada pengajuan untuk relokasi, karena tanah di sana cukup mengkhawatirkan. Apalagi sekarang sudah ada bencana tanah longsor,” katanya seperti dikutip Serayunews.com, Kamis (27/10/2022). Baca: Longsor Rusak 48 Rumah Warga, Siwarak Purbalingga Seperti Desa Mati Ia pun berharap, wacana relokasi dapat dipertimbangkan dengan memanfaatkan aset desa. Apalagi kondisi desa saat ini sangat mengkhawatirkan untuk ditinggali. Selain dinding dan lantai rumah warga retak, jalan beton pun merekah dan amblas. Ia khawatir, rekahan tanah tersebut akan kembali longsor saat hujan deras mengguyur Kawasan tersebut ”Dalam waktu dekat, tidak mungkin warga kembali ke rumah asal. Saya menginisiasi menyiapkan alternatif, salah satunya tanah desa untuk relokasi,” ungkapnya. Ia menjelaskan, longsor yang terjadi Selasa (25/10/2022) kemarin berlangsung secara bertahap. Awalnya, longsor terjadi di sebuah bukit setelah diguyur hujan selama beberapa hari sebelumnya. Beberapa waktu berselang, bidang lain di bukit tersebut juga longsor. Material longsoran dari dua titik itu, turun ke tebing yang menjadi perkebunan warga. “Akibatnya, ruas jalan yang menjadi akses utama tertutup material longsor. Tak hanya itu, beberapa tiang listrik terseret dan tumbang. Aliran listrik di dusun itu pun, mati total,” ungkapnya. Baca: Longsor-Banjir Bandang Terjang Sirawak Purbalingga, Ratusan Warga Diungsikan Ia menambahkan, dinding dan lantai rumah warga retak. Bahkan jalan beton pun merekah dan amblas. Selepas magrib, warga diungsikan semua demi keamanan. Seketika wilayah RT 4 RW 7 menjadi desa mati. Hujan yang tak kunjung reda, menjadikan sepi dan mencekam.   Penulis: Supriyadi Editor: Supriyadi Sumber: Serayunews.com