Ditipu Polisi Gadungan, Gelang 10 Gram Milik Nenek di Wonogiri Raib
Murianews
Selasa, 1 November 2022 12:37:05
Sekretaris Desa (Sekdes) Pulutan Wetan, Samin mengatakan, penipuan itu berawal saat dua orang yang mengaku sebagai polisi datang ke rumahnya, Senin pagi sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu keduanya mengiming-imingi akan memberikan bantuan sosial.
”Mereka berkata dari pihak kepolisian, mau memberi bantuan senilai Rp10 juta. Bantuan itu diwujudkan dalam bentuk sembako. Jadi tiap bulannya Mariyem diiming-imingi diberi sembako,” katanya seperti dikutip
Solopos.com.
Baca: Tipu dan Peras Ibu Muda, Polisi Gadungan di Solo Diringkus PolisiUntuk melancarkan aksinya, korban diminta ganti pakaian dan melepas gelang emas dari tangannya. Tujuannya agar saat difoto, Mariyem tampak meyakinkan sebagai peserta penerima bantuan.
”Gelangnya ditaruh di lantai. Kemudian Mariyem pergi ke dalam kamarnya untuk ganti baju. Tapi setelah ke luar, gelang dan orang yang mengaku sebagai polisi sudah tidak ada. Saya yang domisilinya satu dusun lalu melaporkan kejadian itu ke Polsek Wuryantoro,” kata Samin.
Saat kejadian, korban Mariyem berada di rumah bersama suaminya, Parino. Tak ada orang lainnya lantaran pasangan suami istri (pasutri) itu memang tak memiliki anak. Penipu mudah melancarkan aksinya karena diduga memanfaatkan kondisi Parino dan Mariyem yang sudah renta.
Kasus yang sudah dilaporkan Sekdes Pulutan Wetan kepada polisi itu hanya berakhir pendataan. Sebab, Mariyem yang menjadi korban penipuan tak ingin membuat laporan resmi kepada polisi.
”Tadi sudah didatangi polisi rumahnya. Tapi cuma sebatas catatan saja karena korban enggak mau membuat laporan resmi ke Polsek,” ujarnya.
Baca: Rampas Ponsel Orang, Polisi Gadungan di Pekalongan Ngaku Kepepet untuk Lebaran
Sebelum kejadian yang menimpa Mariyem, diketahui praktik penipuan serupa terjadi di Dusun Godang, Desa Pulutan Wetan.Plt Kepala Dusun Godang, Wuryanti, mengatakan seorang yang mengaku petugas polisi sempat mendatangi kediaman Larmi, warga dusun setempat.”Ada tamu langsung masuk ke rumah Larmi. Helmnya tidak dilepas. Tamu itu bilang kalau Larmi mau dapat bantuan. Dia juga mengaku katanya dari kepolisian. Tapi begitu ditanya surat tugasnya, tamu itu langsung kabur,” ujar Wuryanti kepada Solopos.com, Senin.Percobaan penipuan di Dusun Godang yang terjadi sekitar pukul 06.00 WIB tak berhasil. Namun Wuryanti baru mengetahui bahwa penipu tersebut berpindah tempat ke Dusun Purno Kidul.“Di Godang dia enggak dapat apa-apa karena memang di setiap pertemuan ibu-ibu saya selalu pesan kalau ada tamu dari petugas bansos saya suruh untuk meminta surat tugas. Selang beberapa menit pergi dari Dusun Godang, penipu itu malah berhasil melakukan aksinya di Dusun Purno Kidul,” imbuhnya.Menanggapi kejadian di Desa Pulutan Wetan, Kanit Reskrim Polsek Wuryantoro, Iptu Sumardi, mengatakan telah berupaya mengumpulkan data awal melalui proses interogasi.”Kami sudah datangi rumah korban tadi didampingi tokoh masyarakat setempat. Sudah saya arahkan membuat laporan resmi ke Polsek. Tapi Bu Mariyem tidak bersedia. Katanya mau mengikhlaskannya saja. Saya sudah
ngoyak-ngoyak ke Pak Carik (Sekdes), kalau bisa Bu Mariyem membuat laporan. Jadi sementara langkah kami baru mengumpulkan data dan mendatangi rumah korban,” kata Iptu Sumardi. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com
Murianews, Wonogiri – Nasib nahas menimpa seorang nenek di Wonogiri bernama Mariyem (70). Warga Desa Pulutan Wetan, Kecamatan Wuryantoro itu menjadi korban penipuan polisi gadungan, Senin (31/10/2022).
Sekretaris Desa (Sekdes) Pulutan Wetan, Samin mengatakan, penipuan itu berawal saat dua orang yang mengaku sebagai polisi datang ke rumahnya, Senin pagi sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu keduanya mengiming-imingi akan memberikan bantuan sosial.
”Mereka berkata dari pihak kepolisian, mau memberi bantuan senilai Rp10 juta. Bantuan itu diwujudkan dalam bentuk sembako. Jadi tiap bulannya Mariyem diiming-imingi diberi sembako,” katanya seperti dikutip
Solopos.com.
Baca: Tipu dan Peras Ibu Muda, Polisi Gadungan di Solo Diringkus Polisi
Untuk melancarkan aksinya, korban diminta ganti pakaian dan melepas gelang emas dari tangannya. Tujuannya agar saat difoto, Mariyem tampak meyakinkan sebagai peserta penerima bantuan.
”Gelangnya ditaruh di lantai. Kemudian Mariyem pergi ke dalam kamarnya untuk ganti baju. Tapi setelah ke luar, gelang dan orang yang mengaku sebagai polisi sudah tidak ada. Saya yang domisilinya satu dusun lalu melaporkan kejadian itu ke Polsek Wuryantoro,” kata Samin.
Saat kejadian, korban Mariyem berada di rumah bersama suaminya, Parino. Tak ada orang lainnya lantaran pasangan suami istri (pasutri) itu memang tak memiliki anak. Penipu mudah melancarkan aksinya karena diduga memanfaatkan kondisi Parino dan Mariyem yang sudah renta.
Kasus yang sudah dilaporkan Sekdes Pulutan Wetan kepada polisi itu hanya berakhir pendataan. Sebab, Mariyem yang menjadi korban penipuan tak ingin membuat laporan resmi kepada polisi.
”Tadi sudah didatangi polisi rumahnya. Tapi cuma sebatas catatan saja karena korban enggak mau membuat laporan resmi ke Polsek,” ujarnya.
Baca: Rampas Ponsel Orang, Polisi Gadungan di Pekalongan Ngaku Kepepet untuk Lebaran
Sebelum kejadian yang menimpa Mariyem, diketahui praktik penipuan serupa terjadi di Dusun Godang, Desa Pulutan Wetan.
Plt Kepala Dusun Godang, Wuryanti, mengatakan seorang yang mengaku petugas polisi sempat mendatangi kediaman Larmi, warga dusun setempat.
”Ada tamu langsung masuk ke rumah Larmi. Helmnya tidak dilepas. Tamu itu bilang kalau Larmi mau dapat bantuan. Dia juga mengaku katanya dari kepolisian. Tapi begitu ditanya surat tugasnya, tamu itu langsung kabur,” ujar Wuryanti kepada Solopos.com, Senin.
Percobaan penipuan di Dusun Godang yang terjadi sekitar pukul 06.00 WIB tak berhasil. Namun Wuryanti baru mengetahui bahwa penipu tersebut berpindah tempat ke Dusun Purno Kidul.
“Di Godang dia enggak dapat apa-apa karena memang di setiap pertemuan ibu-ibu saya selalu pesan kalau ada tamu dari petugas bansos saya suruh untuk meminta surat tugas. Selang beberapa menit pergi dari Dusun Godang, penipu itu malah berhasil melakukan aksinya di Dusun Purno Kidul,” imbuhnya.
Menanggapi kejadian di Desa Pulutan Wetan, Kanit Reskrim Polsek Wuryantoro, Iptu Sumardi, mengatakan telah berupaya mengumpulkan data awal melalui proses interogasi.
”Kami sudah datangi rumah korban tadi didampingi tokoh masyarakat setempat. Sudah saya arahkan membuat laporan resmi ke Polsek. Tapi Bu Mariyem tidak bersedia. Katanya mau mengikhlaskannya saja. Saya sudah
ngoyak-ngoyak ke Pak Carik (Sekdes), kalau bisa Bu Mariyem membuat laporan. Jadi sementara langkah kami baru mengumpulkan data dan mendatangi rumah korban,” kata Iptu Sumardi.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber: Solopos.com