Rabu, 19 November 2025


Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, sejauh ini modus yang digunakan para pelaku dengan cara memproduksi dan mengedarkan uang palsu menggunakan perantara marketing serta kurir yang bertugas mencari pembeli.

Selain itu, para pelaku juga menjual uang palsu tersebut dengan harga yang relatif murah. Yakni Rp 300 ribu untuk tiap uang palsu senilau Rp 1 juta.

Baca: Pabrik Uang Palsu di Sukoharjo Digerebek Polisi, Barang Bukti Senilai Rp 1,26 M Diamankan

”Selain itu, mereka juga membelanjakan uang itu untuk kebutuhan sehari-hari,” terangnya.

Di Jawa Tengah sendiri, upal tersebut diedarkan oleh para pelaku di sejumlah wilayah seperti Solo, Klaten, Sukoharjo, Temanggung, dan sejumlah kota lainnya di Pantura.

”Kepada petugas, tersangka mengaku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena desakan ekonomi serta ingin mendapatkan keuntungan yang besar ditengah krisis yang dialami negara,” ungkapnya.

Kapolda mengatakan para pelaku cukup teliti dalam melakukan aksinya sehingga uang palsu yang diproduksi sangat mirip dengan uang asli.”Uang palsu yang diproduksi pelaku hampir mendekati aslinya, ada seratnya, dan lainnya. Bahkan, diinformasikan jika upal tersebut juga lolos sinar ultraviolet. Saya minta masyarakat tetap waspada peredaran uang palsu dengan metode 3D. Diraba, diterawang, dan dilihat,” pungkasnya.Sebelumnya, Polda Jateng berhasil menggerebek sebuah pabrik pencetak uang palsu di Sukoharjo berikut jaringan peredarannya di sejumlah provinsi. Lima tersangka beserta barang bukti uang palsu senilai Rp 1,26 miliar berhasil diamankan petugas.Baca: Pabrik Uang Palsu Sukoharjo Ternyata Berada di Belakang Rumdin Bupati Reporter: SupriyadiEditor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler