Akhirnya! 5 Pasar Hewan Boyolali Dibuka untuk Umum
Murianews
Rabu, 2 November 2022 17:08:19
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengatakan, dengan dibukanya kelima pasar hewan tersebut, para peternak luar kota juga diizinkan kembali melakukan aktivitas jual beli. Dengan catatan, hewan ternak dalam kondisi sehat.
”Untuk prokes (protokol kesehatan) hewan seperti pencelupan atau dipping dan spraying masih kami laksanakan. Hanya saja pedagang sudah tidak kami batasi dari Boyolali saja, sudah bisa dari luar,” katanya seperti dikutip Solopos.com, Selasa (2/11/2022).
Selain itu, Lusi mengatakan tetap akan ada pengawasan dari dokter hewan dari Puskeswan meskipun jumlahnya tidak sebanyak saat uji coba. Ia menyebutkan akan ada dua dokter hewan yang berada di pasar.
Untuk hewan yang diperbolehkan masuk ke pasar, Lusi menegaskan tetap harus hewan yang sehat dan nantinya akan diperiksa oleh dokter hewan. Jika ditemukan ada hewan yang sakit, maka hewan tidak diperbolehkan dijual dan harus diisolasi.
”Sekarang ada aturan baru, jadi untuk lalu lintas ternak untuk jual beli lintas kabupaten, provinsi, dan pulau itu semua hewan harus minimal satu kali vaksin. Dan harus bertanda atau memakai
ear tag yang ber-
barcode,” jelasnya.
Saat
barcode pada
ear tag di-
scan, maka akan keluar informasi terkait status hewan apakah sudah vaksin. Atau, boleh juga hewan yang dinyatakan sehat oleh dokter hewan yang berwenang.
Senada, Kepala UPT Pasar Hewan Sunggingan, Sapto Hadi Darmono, mengatakan kelima pasar hewan telah buka secara normal setelah tiga kali uji coba.
”Bedanya dengan waktu uji coba yang jelas pedagang dari luar sudah boleh masuk, tapi hewan ternak yang dibawa harus sehat. Semua pedagang juga sudah tahu tentang pembukaan normal,” kata dia.Walaupun telah dibuka secara normal, Sapto mengimbau kepada para pedagang untuk menaati prokes yang ada agar tak terjadi penambahan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK).Lebih lanjut, Sapto mengatakan dirinya mengelola tiga pasar yaitu Pasar Hewan Sunggingan di Jelok, Ampel, dan Karanggede.”Untuk di Jelok itu memang pedagangnya engga hanya lokal tapi banyak juga pedagang dari luar seperti Sragen, Klaten, Salatiga, dan Semarang. Untuk Ampel dominan lokal tapi ada juga yang dari Semarang dan Salatiga. Terus untuk Karanggede juga dominal lokal tapi ada juga sebagian kecil dari Purwodadi,” ujarnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com
Murianews, Boyolali – Pemkab Boyolali akhirnya membuka lima pasar hewan di Boyolali untuk umum. Keputusan tersebut setelah pemkab melakukan uji coba dengan aturan ketat selama virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menyerang.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengatakan, dengan dibukanya kelima pasar hewan tersebut, para peternak luar kota juga diizinkan kembali melakukan aktivitas jual beli. Dengan catatan, hewan ternak dalam kondisi sehat.
”Untuk prokes (protokol kesehatan) hewan seperti pencelupan atau dipping dan spraying masih kami laksanakan. Hanya saja pedagang sudah tidak kami batasi dari Boyolali saja, sudah bisa dari luar,” katanya seperti dikutip Solopos.com, Selasa (2/11/2022).
Selain itu, Lusi mengatakan tetap akan ada pengawasan dari dokter hewan dari Puskeswan meskipun jumlahnya tidak sebanyak saat uji coba. Ia menyebutkan akan ada dua dokter hewan yang berada di pasar.
Untuk hewan yang diperbolehkan masuk ke pasar, Lusi menegaskan tetap harus hewan yang sehat dan nantinya akan diperiksa oleh dokter hewan. Jika ditemukan ada hewan yang sakit, maka hewan tidak diperbolehkan dijual dan harus diisolasi.
”Sekarang ada aturan baru, jadi untuk lalu lintas ternak untuk jual beli lintas kabupaten, provinsi, dan pulau itu semua hewan harus minimal satu kali vaksin. Dan harus bertanda atau memakai ear tag yang ber-barcode,” jelasnya.
Saat barcode pada ear tag di-scan, maka akan keluar informasi terkait status hewan apakah sudah vaksin. Atau, boleh juga hewan yang dinyatakan sehat oleh dokter hewan yang berwenang.
Senada, Kepala UPT Pasar Hewan Sunggingan, Sapto Hadi Darmono, mengatakan kelima pasar hewan telah buka secara normal setelah tiga kali uji coba.
”Bedanya dengan waktu uji coba yang jelas pedagang dari luar sudah boleh masuk, tapi hewan ternak yang dibawa harus sehat. Semua pedagang juga sudah tahu tentang pembukaan normal,” kata dia.
Walaupun telah dibuka secara normal, Sapto mengimbau kepada para pedagang untuk menaati prokes yang ada agar tak terjadi penambahan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK).
Lebih lanjut, Sapto mengatakan dirinya mengelola tiga pasar yaitu Pasar Hewan Sunggingan di Jelok, Ampel, dan Karanggede.
”Untuk di Jelok itu memang pedagangnya engga hanya lokal tapi banyak juga pedagang dari luar seperti Sragen, Klaten, Salatiga, dan Semarang. Untuk Ampel dominan lokal tapi ada juga yang dari Semarang dan Salatiga. Terus untuk Karanggede juga dominal lokal tapi ada juga sebagian kecil dari Purwodadi,” ujarnya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber: Solopos.com