Dalam sambutannya, Haedar mengatakan Muhammaidyah lima tahun kedepan harus lebih transformatif dalam prinsip-prinsip Muhammadiyah dalam identitas gerakannya.
Menurutnya selama lima tahun terakhir seluruh komponen bergerak dinamis membawa perubahan ke arah kemajuan. Dalam usia 110 tahun pergerakan Muhammadiyah menjelma melampaui organisasi.
”Muhammadiyah hari ini akan berbeda dengan Muhammadiyah di masa depan. Maka aku titipkan Muhammidyah padamu,” kutip Headar menirukan pesan KH Ahmad Dahlan seperti dikutip Solopos.com.
Dia mengatakan merawat nilai luhur sangat tidak mudah mengingat proses internalisasi dan kelembagaan tubuh Muhammadiyah harus terjaga.
“Muhammadiyah telah memiliki 173 perguruan tinggi, 120 RS 263 klinik balai kesehatan dan ribuan sekolah bahkan University Muhammadiyah di Malaysia, Singapura, PCIM , PCIA, amal usaha bergerak internal dan internasional. Kelembagaan itulah ciri pergerakan islam, orang datang dan pergi tetapi institusi awet jika mampu menghadapi tantangan zaman,” jelas Haedar.
Sementara itu Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengajak seluruh peserta membahas, berdialog, dan memikirkan aisyiyah menjadi organisasi yang berperadaban mencerahkan.”Jazakallah Khairan Katsiran muktamar ini menjadi muktamar monumental yang sudah ditunggu-tunggu oleh warga persyarikatan dan bangsa Indonesia. Tanwir kali ini menjadi tanwir berbeda secara teknis, tetapi secara susbstansi diadakan sesuai dengan kaidah AD/ART,” terang Siti. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com
Murianews, Sukoharjo — Pembukaan Tanwir Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Auditorium Djazman Al Kindi, UMS dibuka langsung oleh Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Jumat (18/11/2022) pagi.
Dalam sambutannya, Haedar mengatakan Muhammaidyah lima tahun kedepan harus lebih transformatif dalam prinsip-prinsip Muhammadiyah dalam identitas gerakannya.
Baca: Muhammadiyah Jateng Ungkap 3 Agenda Pokok Muktamar di Solo
Menurutnya selama lima tahun terakhir seluruh komponen bergerak dinamis membawa perubahan ke arah kemajuan. Dalam usia 110 tahun pergerakan Muhammadiyah menjelma melampaui organisasi.
”Muhammadiyah hari ini akan berbeda dengan Muhammadiyah di masa depan. Maka aku titipkan Muhammidyah padamu,” kutip Headar menirukan pesan KH Ahmad Dahlan seperti dikutip Solopos.com.
Dia mengatakan merawat nilai luhur sangat tidak mudah mengingat proses internalisasi dan kelembagaan tubuh Muhammadiyah harus terjaga.
“Muhammadiyah telah memiliki 173 perguruan tinggi, 120 RS 263 klinik balai kesehatan dan ribuan sekolah bahkan University Muhammadiyah di Malaysia, Singapura, PCIM , PCIA, amal usaha bergerak internal dan internasional. Kelembagaan itulah ciri pergerakan islam, orang datang dan pergi tetapi institusi awet jika mampu menghadapi tantangan zaman,” jelas Haedar.
Baca: PP Muhammadiyah Ingatkan ASN dan Ormas Jangan Bermain Politik Praktis
Sementara itu Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengajak seluruh peserta membahas, berdialog, dan memikirkan aisyiyah menjadi organisasi yang berperadaban mencerahkan.
”Jazakallah Khairan Katsiran muktamar ini menjadi muktamar monumental yang sudah ditunggu-tunggu oleh warga persyarikatan dan bangsa Indonesia. Tanwir kali ini menjadi tanwir berbeda secara teknis, tetapi secara susbstansi diadakan sesuai dengan kaidah AD/ART,” terang Siti.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber: Solopos.com