Tujuh Gending Jawa Bakal Iringi Acara Ngunduh Mantu Pernikahan Kaesang-Erina
Murianews
Kamis, 8 Desember 2022 15:01:31
Sedikitnya, ada tujuh gending yang disiapkan. Saat ini, Grup Karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo menyiapkan sejumlah gending atau lagu dalam lirik Bahasa Jawa untuk acara
pernikahan Kaesang-Erina.
Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) ISI Solo Guntur Sulistyono, Rabu (7/12/2022) menjelaskan, gending tersebut akan dimainkan di Loji Gandrung sebagai lokasi ngunduh mantu pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono.
Baca juga: Momen Pernikahan Kaesang-Erina, Pengusaha Karangan Bunga di Jogja dan Solo Banjir Pesanan”Terdapat tujuh gending yang khusus dimainkan di Loji Gandrung nantinya. Sedangkan di Pura Mangkunegaran, gending yang dibawakan lebih bersifat hiburan,” jelasnya, dikutip dari Solopos.com, Kamis (8/12/2022).
Acara di Loji Gandrung akan dibuka dengan Ladrang Wilujeng yang menandakan acara telah dibuka. Dalam liriknya terdapat pesan untuk membuat acara lancar, tamu-tamu yang hadir bisa menikmati dan bagi yang punya hajat diberikan kelancaran dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Ada juga tembang Dhandhanggula yang sebenarnya berisi pembuka untuk acara pasrah tinampi ngunduh mantu pernikahan Kaesang-Erina. Namun gending itu dilantunkan menjadi tembang untuk mempersingkat waktu.
Kemudian, ada gending Pangkur Kawedhar yang artinya medar sabda, menunjukkan bahwa pengantin itu sudah siap. Saat memasuki inti acara di Loji Gandrung, Grup Karawitan ISI Solo menyiapkan beberapa tembang mulai dari Gending Boyong Basuki, Kepawon Sukoasih dan Gending Sriwidodo.
Makna dalam tembang-tembang ini berbeda sesuai dengan runtutan acara. Gending Boyong Basuki memberikan tanda bahwa ini acara boyongan, yakni acara adat boyong manten.Kemudian Kepawon Sukoasih, yang artinya kasih sayang tanpa putus dari orang tua bersamaan dengan sungkem dari anak kepada orang tua. Lalu ada Gending Sri Widodo, bersamaan dengan acara adat kobongan.”Widodo itu artinya lancar, jadi dihantarkan lancar semuanya dan memberikan berkat,” jelasnya.Sedangkan untuk penutupan acara ngunduh mantu pernikahan Kaesang-Erina di Loji Gandrung dipilih gending Ladrang Tedhak Saking. “Maknanya pengantin keluar dari pelaminan untuk menyambut tamu untuk pulang. Sebenarnya gendingnya banyak pilihannya, kita memilih Tedhak Saking karena acara ini masih dilanjut di Pura Mangkunegaran,” tegas Guntur. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: solopos.com
Murianews, Solo – Alunan gending Jawa akan mewarnai acara ngunduh mantu pernikahan Kaesang-Erina di Solo, Minggu (11/12/2022). Gending tersebut memiliki makna khusus yang sesuai dengan pernikahan dalam adat Jawa.
Sedikitnya, ada tujuh gending yang disiapkan. Saat ini, Grup Karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo menyiapkan sejumlah gending atau lagu dalam lirik Bahasa Jawa untuk acara
pernikahan Kaesang-Erina.
Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) ISI Solo Guntur Sulistyono, Rabu (7/12/2022) menjelaskan, gending tersebut akan dimainkan di Loji Gandrung sebagai lokasi ngunduh mantu pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono.
Baca juga: Momen Pernikahan Kaesang-Erina, Pengusaha Karangan Bunga di Jogja dan Solo Banjir Pesanan
”Terdapat tujuh gending yang khusus dimainkan di Loji Gandrung nantinya. Sedangkan di Pura Mangkunegaran, gending yang dibawakan lebih bersifat hiburan,” jelasnya, dikutip dari Solopos.com, Kamis (8/12/2022).
Acara di Loji Gandrung akan dibuka dengan Ladrang Wilujeng yang menandakan acara telah dibuka. Dalam liriknya terdapat pesan untuk membuat acara lancar, tamu-tamu yang hadir bisa menikmati dan bagi yang punya hajat diberikan kelancaran dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Ada juga tembang Dhandhanggula yang sebenarnya berisi pembuka untuk acara pasrah tinampi ngunduh mantu pernikahan Kaesang-Erina. Namun gending itu dilantunkan menjadi tembang untuk mempersingkat waktu.
Kemudian, ada gending Pangkur Kawedhar yang artinya medar sabda, menunjukkan bahwa pengantin itu sudah siap. Saat memasuki inti acara di Loji Gandrung, Grup Karawitan ISI Solo menyiapkan beberapa tembang mulai dari Gending Boyong Basuki, Kepawon Sukoasih dan Gending Sriwidodo.
Makna dalam tembang-tembang ini berbeda sesuai dengan runtutan acara. Gending Boyong Basuki memberikan tanda bahwa ini acara boyongan, yakni acara adat boyong manten.
Kemudian Kepawon Sukoasih, yang artinya kasih sayang tanpa putus dari orang tua bersamaan dengan sungkem dari anak kepada orang tua. Lalu ada Gending Sri Widodo, bersamaan dengan acara adat kobongan.
”Widodo itu artinya lancar, jadi dihantarkan lancar semuanya dan memberikan berkat,” jelasnya.
Sedangkan untuk penutupan acara ngunduh mantu pernikahan Kaesang-Erina di Loji Gandrung dipilih gending Ladrang Tedhak Saking. “Maknanya pengantin keluar dari pelaminan untuk menyambut tamu untuk pulang. Sebenarnya gendingnya banyak pilihannya, kita memilih Tedhak Saking karena acara ini masih dilanjut di Pura Mangkunegaran,” tegas Guntur.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: solopos.com