Gaji Dibawa Kabur Mandor, Pekerja Proyek Jembatan Mojo Solo Bikin Aksi
Murianews
Sabtu, 10 Desember 2022 21:49:28
Ada dugaan, uang gajian dibawa kabur oleh mandor proyek. Alasan inilah yang akhirnya menyebabkan para pekerja terpaksa melakukan aksi damai di pinggir jembatan.
Berdasarkan rekaman video yang beredar di sejumlah akun media sosial, saat menggelar aksi, pekerja juga membawa kertas dengan beberapa tulisan. Antara lain, ”Mana Gajiku”, ”Bosnya Kabur Pekerja Menderita Tidak Bisa Makan Lagi”, dan ”Mas Gibran Tolong Bantu Kami.”
Baca juga: Jembatan Penyeberangan Ramah Lingkungan Dikembangkan di SoloDalam aksinya, pekerja sempat menyebut jika pihak kontraktor sejatinya sudah menyerahkan upah mereka kepada mandor. Namun, hingga kini uang gajian itu belum sampai kepada mereka. Salah satu peserta aksi dalam video itu bahkan mengatakan tak bisa pulang.
Koordinator aksi pekerja, Sandi menjelaskan, kontraktor sejatinya sudah memberikan uang upah mereka kepada mandor. Namun, menurut Sandi, uang tersebut dibawa lari. Di sisi lain, ada 13 pekerja yang belum mendapatkan hak mereka.
”Kontraktor katanya sudah memberikan uangnya ke mandor. Tetapi setelah uangnya turun, orangnya kabur jadi kami belum menerima bayaran,” ujar Sandi, dikutip dari Solopos.com.
Sandi menjelaskan, pengerjaan proyek Jembatan Mojo Solo sudah berjalan sejak Juni 2022. Perjanjiannya, pembayaran diberikan setiap dua pekan dengan total Rp 30 juta untuk 13 pekerja.
Namun, karena pengerjaan dipercepat, pekerja diminta lembur dan dijanjikan akan dibayar setelah pengerjaan Jembatan Mojo selesai. ”Diresmikannya Jumat (2/12/2022) dan katanya Rabu (7/12/2022) akan dibayarkan upahnya. Tapi sampai sekarang belum ada uang yang diserahkan kepada kami,” terang Sandi.Dengan upah yang belum dibayar, Sandi mengatakan banyak pekerja yang kebingungan untuk bertahan hidup di Kota Solo. Menurut Sandi, belasan pekerja proyek perbaikan Jembatan Mojo Solo berasal dari Jawa Barat.”Yang kerja di sini ada yang dari Subang, Purwakarta, sama Karawang. Kalau mau pulang ongkosnya sudah tidak ada. Sedangkan makan sekarang dibantu warga sekitar. Kami sudah mencoba menghubungi mandornya tapi tidak pernah dapat jawaban, mandornya orang Makassar,” cetus Sandi. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: solopos.com
Murianews, Solo – Aksi demo dilakukan sejumlah pekerja proyek
Jembatan Mojo Solo, Sabtu (10/12/2022). Aksi ini dilakukan lantaran upah atau gaji mereka belum dibayarkan.
Ada dugaan, uang gajian dibawa kabur oleh mandor proyek. Alasan inilah yang akhirnya menyebabkan para pekerja terpaksa melakukan aksi damai di pinggir jembatan.
Berdasarkan rekaman video yang beredar di sejumlah akun media sosial, saat menggelar aksi, pekerja juga membawa kertas dengan beberapa tulisan. Antara lain, ”Mana Gajiku”, ”Bosnya Kabur Pekerja Menderita Tidak Bisa Makan Lagi”, dan ”Mas Gibran Tolong Bantu Kami.”
Baca juga: Jembatan Penyeberangan Ramah Lingkungan Dikembangkan di Solo
Dalam aksinya, pekerja sempat menyebut jika pihak kontraktor sejatinya sudah menyerahkan upah mereka kepada mandor. Namun, hingga kini uang gajian itu belum sampai kepada mereka. Salah satu peserta aksi dalam video itu bahkan mengatakan tak bisa pulang.
Koordinator aksi pekerja, Sandi menjelaskan, kontraktor sejatinya sudah memberikan uang upah mereka kepada mandor. Namun, menurut Sandi, uang tersebut dibawa lari. Di sisi lain, ada 13 pekerja yang belum mendapatkan hak mereka.
”Kontraktor katanya sudah memberikan uangnya ke mandor. Tetapi setelah uangnya turun, orangnya kabur jadi kami belum menerima bayaran,” ujar Sandi, dikutip dari Solopos.com.
Sandi menjelaskan, pengerjaan proyek Jembatan Mojo Solo sudah berjalan sejak Juni 2022. Perjanjiannya, pembayaran diberikan setiap dua pekan dengan total Rp 30 juta untuk 13 pekerja.
Namun, karena pengerjaan dipercepat, pekerja diminta lembur dan dijanjikan akan dibayar setelah pengerjaan Jembatan Mojo selesai. ”Diresmikannya Jumat (2/12/2022) dan katanya Rabu (7/12/2022) akan dibayarkan upahnya. Tapi sampai sekarang belum ada uang yang diserahkan kepada kami,” terang Sandi.
Dengan upah yang belum dibayar, Sandi mengatakan banyak pekerja yang kebingungan untuk bertahan hidup di Kota Solo. Menurut Sandi, belasan pekerja proyek perbaikan Jembatan Mojo Solo berasal dari Jawa Barat.
”Yang kerja di sini ada yang dari Subang, Purwakarta, sama Karawang. Kalau mau pulang ongkosnya sudah tidak ada. Sedangkan makan sekarang dibantu warga sekitar. Kami sudah mencoba menghubungi mandornya tapi tidak pernah dapat jawaban, mandornya orang Makassar,” cetus Sandi.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: solopos.com