Logo Solo The Spirit Of Java Kini Punya Desain Baru, Ini Maknanya
Murianews
Rabu, 14 Desember 2022 17:19:47
Kehadiran logo baru menggantikan logo yang kali pertama dibuat pada 2005 lalu itu diharapkan bisa menghidupkan kembali gairah pariwisata di Solo.
Sedangkan logo lama
Solo The Spirit Of Java sebelumnya sudah digunakan sejak era pemerintahan Wali Kota Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo akan Dibuka Januari 2023Pemkot Solo mengadakan lomba redesain logo Solo The Spirit of Java dan Maskot Kota Solo tersebut pada November 2022. Pemenang lomba sudah diumumkan awal Desember lalu.
Dari hasil penilaian, karya milik Andrea Isa dari Bandung menjadi pemenang lomba tersebut dengan menyisihkan 495 peserta lain dari berbagai kota di Indonesia. Sedangkan Andean Retno Widiastuti dari Solo dan Muh Rahmat Abduh dari Makassar menjadi finalis.
Karya Isa yang mengandung visualisasi gunungan dinilai mewakili citra Solo sebagai kota budaya dan salah satu ikon budaya Jawa secara umum. Andrea Isa membuat logo yang cukup simpel berupa tulisan Solo the Spirit of Java dengan hiasan gunungan pada huruf “l”.
”Tujuan utamanya menggugah kembali kegairahan masyarakat terhadap kota ini. Setelah beberapa waktu, namanya orang itu kadang semangatnya seiring waktu bisa melemah. Ini upaya untuk bersama-sama menggelorakan kota ini,” terang Tim Teknis Panitia Lomba Desain Ulang Logo The Spirit Of Jawa Irfan Sutikno, dilansir dari Solopos.com.
Irfan mengatakan, desain ulang logo The Spirit Of Java diharapkan lebih mengomunikasikan nilai-nilai Jawa dan Solo kepada dunia luar. Sehingga publik mendapatkan gambaran tentang Solo dari logo tersebut.
Karena itu logo The Spirit Of Java harus ditindaklanjuti agar apa yang dijanjikan kepada publik dari sebuah logo bisa benar-benar ditemukan dan dirasakan ketika mereka berkunjung ke Solo. “Ketika orang datang ke Solo betul-betul merasakan apa yang dijanjikan di logo atau tagline The Spirit Of Java,” imbuhnya.
Irfan menerangkan logo baru The Spirit Of Java dirancang oleh Andrea Isa menggunakan pendekatan progresif. Aspek keramahan masyarakat Solo sebagai daya tarik digambarkan dengan porsi yang simpel, muda, dan goresan sederhana.
Baca juga: Gaji Dibawa Kabur Mandor, Pekerja Proyek Jembatan Mojo Solo Bikin Aksi”Dia menempatkan keramahtamahan masyarakat Solo dalam porsi yang simpel, muda, tersirat dari goresan yang nampak sederhana tapi mengandung makna luas. Karena keramahan itu bukan saja membuka tali silaturahmi tapi juga pintu ekonomi, kolaborasi,” ungkapnya.Irfan melihat logo baru The Spirit Of Java dibuat simpel dan sederhana, supaya bisa mendapatkan impresi yang cepat dari masyarakat atau audiensi. Target akhirnya, publik luar tergerak datang ke Solo, baik untuk berwisata, belanja atau investasi.“Kalau logonya berkonsep yang berat, jelimet, sulit itu. Publik belum tentu bisa menangkap apa yang dimaksudkan. Secara makna, logo baru menawarkan keramahan dan nilai-nilai budaya Solo, seperti dengan adanya goresan yang melihatnya sebagai gunungan,” paparnya. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: solopos.com
Murianews, Solo – Logo Solo The Spirit Of Java yang sudah dipakai selama 17 tahun diubah desainnya.
Kehadiran logo baru menggantikan logo yang kali pertama dibuat pada 2005 lalu itu diharapkan bisa menghidupkan kembali gairah pariwisata di Solo.
Sedangkan logo lama
Solo The Spirit Of Java sebelumnya sudah digunakan sejak era pemerintahan Wali Kota Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo akan Dibuka Januari 2023
Pemkot Solo mengadakan lomba redesain logo Solo The Spirit of Java dan Maskot Kota Solo tersebut pada November 2022. Pemenang lomba sudah diumumkan awal Desember lalu.
Dari hasil penilaian, karya milik Andrea Isa dari Bandung menjadi pemenang lomba tersebut dengan menyisihkan 495 peserta lain dari berbagai kota di Indonesia. Sedangkan Andean Retno Widiastuti dari Solo dan Muh Rahmat Abduh dari Makassar menjadi finalis.
Karya Isa yang mengandung visualisasi gunungan dinilai mewakili citra Solo sebagai kota budaya dan salah satu ikon budaya Jawa secara umum. Andrea Isa membuat logo yang cukup simpel berupa tulisan Solo the Spirit of Java dengan hiasan gunungan pada huruf “l”.
”Tujuan utamanya menggugah kembali kegairahan masyarakat terhadap kota ini. Setelah beberapa waktu, namanya orang itu kadang semangatnya seiring waktu bisa melemah. Ini upaya untuk bersama-sama menggelorakan kota ini,” terang Tim Teknis Panitia Lomba Desain Ulang Logo The Spirit Of Jawa Irfan Sutikno, dilansir dari Solopos.com.
Irfan mengatakan, desain ulang logo The Spirit Of Java diharapkan lebih mengomunikasikan nilai-nilai Jawa dan Solo kepada dunia luar. Sehingga publik mendapatkan gambaran tentang Solo dari logo tersebut.
Karena itu logo The Spirit Of Java harus ditindaklanjuti agar apa yang dijanjikan kepada publik dari sebuah logo bisa benar-benar ditemukan dan dirasakan ketika mereka berkunjung ke Solo. “Ketika orang datang ke Solo betul-betul merasakan apa yang dijanjikan di logo atau tagline The Spirit Of Java,” imbuhnya.
Irfan menerangkan logo baru The Spirit Of Java dirancang oleh Andrea Isa menggunakan pendekatan progresif. Aspek keramahan masyarakat Solo sebagai daya tarik digambarkan dengan porsi yang simpel, muda, dan goresan sederhana.
Baca juga: Gaji Dibawa Kabur Mandor, Pekerja Proyek Jembatan Mojo Solo Bikin Aksi
”Dia menempatkan keramahtamahan masyarakat Solo dalam porsi yang simpel, muda, tersirat dari goresan yang nampak sederhana tapi mengandung makna luas. Karena keramahan itu bukan saja membuka tali silaturahmi tapi juga pintu ekonomi, kolaborasi,” ungkapnya.
Irfan melihat logo baru The Spirit Of Java dibuat simpel dan sederhana, supaya bisa mendapatkan impresi yang cepat dari masyarakat atau audiensi. Target akhirnya, publik luar tergerak datang ke Solo, baik untuk berwisata, belanja atau investasi.
“Kalau logonya berkonsep yang berat, jelimet, sulit itu. Publik belum tentu bisa menangkap apa yang dimaksudkan. Secara makna, logo baru menawarkan keramahan dan nilai-nilai budaya Solo, seperti dengan adanya goresan yang melihatnya sebagai gunungan,” paparnya.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: solopos.com