Putri PB XIII Berencana Bawa Kasus Gegeran di Keraton Solo ke Ranah Hukum
Murianews
Sabtu, 24 Desember 2022 14:08:48
Devi mengatakan tidak tahu persis bagaimana awal mula kejadian tersebut terjadi. Tiba-tiba, ada 50 orang datang dan langsung menutup pintu. Devi yang berada di dalam mencoba menahan pintu Jolotundo agar tidak dikunci.
”Pintu sama mereka didorong terus. Pintu Jolotundo itu saya tahan yang pintu kecil, saya coba ngranggeh supaya mereka tidak menguncinya. Tapi saya didorong-dorong terus sama mereka, jadinya saya kayak kejepit,” jelas Devi seperti dikutip
Solopos.com.
Baca: Gegeran di Keraton Solo, Putri PB XIII Terluka Kena PukulIa mengaku terus melakukan perlawanan. Akhirnya, ia berhasil membuka talian kawat di pintu hingga terputus. Saat itulah tangannya dipukuli menggunakan bambu hingga memar.
Atas tindakan tersebut, Devi berencana membawa kasus itu ke ranah hukum. ”Ia ini baru mau visum,” jelasnya.
Devi mengatakan tidak hanya dirinya yang terluka akibat kejadian tersebut. Keponakannya, Yudistira, juga dipukuli saat berusaha mencegah agar pintu Keraton Solo tidak ditutup.
Sebelumnya, Suasana Keraton Solo, Jumat (23/12/2022) semalam mendadak mencekam. Hal ini setelah terjadi gegeran di keraton hingga membuat putri Paku Buwono (PB) XIII GRAy Devi Lelyana Dewi terluka.
Gegeran tersebut diduga dipicu kedatangan puluhan orang yang memaksa menutup pintu Kori Kamandungan. Akibatnya, putri PB XIII GRAy Devi Lelyana Dewi yang berusaha mempertahankan pintu tetap terbuka mengalami memar di tangannya karena dipukul menggunakan bambu.Kejadian tersebut dibenarkan Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat Keraton (LDA) Solo, KP Eddy Wirabhumi. Ia pun menjelaskan, setelah kejadian pencurian pada Sabtu (17/12/2022) lalu, semua pihak di Keraton Solo sudah sepakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan Keraton. Pintu juga dibuka.Namun, pada Jumat malam, Eddy mengatakan mendadak ada 50-an orang yang datang dan membikin keributan dengan memaksa untuk menutup pintu Kori Kamandungan, termasuk pintu yang menjadi akses menuju Keputren Keraton Solo.Eddy tidak menyebut secara jelas identitas 50-an orang tersebut. Dia hanya menyebut pihak sana.”Mereka bawa 50 orang lebih memaksa menutup pintu. Saat itu ada BRM Yudistira, cucu PB XI dan satu orang lagi, cucu PB XI juga, yang memberi perlawanan hingga Yudis mengalami luka akibat dipukul,” jelas Eddy. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com
Murianews, Solo – Gegeran yang terjadi di Keraton Solo membuat putri Paku Buwono (PB) XIII GRAy Devi Lelyana Dewi mengalami luka di tangan. Usai kejadian, ia pun mengaku akan membawa kasus tersebut ke ranah hukum.
Devi mengatakan tidak tahu persis bagaimana awal mula kejadian tersebut terjadi. Tiba-tiba, ada 50 orang datang dan langsung menutup pintu. Devi yang berada di dalam mencoba menahan pintu Jolotundo agar tidak dikunci.
”Pintu sama mereka didorong terus. Pintu Jolotundo itu saya tahan yang pintu kecil, saya coba ngranggeh supaya mereka tidak menguncinya. Tapi saya didorong-dorong terus sama mereka, jadinya saya kayak kejepit,” jelas Devi seperti dikutip
Solopos.com.
Baca: Gegeran di Keraton Solo, Putri PB XIII Terluka Kena Pukul
Ia mengaku terus melakukan perlawanan. Akhirnya, ia berhasil membuka talian kawat di pintu hingga terputus. Saat itulah tangannya dipukuli menggunakan bambu hingga memar.
Atas tindakan tersebut, Devi berencana membawa kasus itu ke ranah hukum. ”Ia ini baru mau visum,” jelasnya.
Devi mengatakan tidak hanya dirinya yang terluka akibat kejadian tersebut. Keponakannya, Yudistira, juga dipukuli saat berusaha mencegah agar pintu Keraton Solo tidak ditutup.
Sebelumnya, Suasana Keraton Solo, Jumat (23/12/2022) semalam mendadak mencekam. Hal ini setelah terjadi gegeran di keraton hingga membuat putri Paku Buwono (PB) XIII GRAy Devi Lelyana Dewi terluka.
Gegeran tersebut diduga dipicu kedatangan puluhan orang yang memaksa menutup pintu Kori Kamandungan. Akibatnya, putri PB XIII GRAy Devi Lelyana Dewi yang berusaha mempertahankan pintu tetap terbuka mengalami memar di tangannya karena dipukul menggunakan bambu.
Kejadian tersebut dibenarkan Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat Keraton (LDA) Solo, KP Eddy Wirabhumi. Ia pun menjelaskan, setelah kejadian pencurian pada Sabtu (17/12/2022) lalu, semua pihak di Keraton Solo sudah sepakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan Keraton. Pintu juga dibuka.
Namun, pada Jumat malam, Eddy mengatakan mendadak ada 50-an orang yang datang dan membikin keributan dengan memaksa untuk menutup pintu Kori Kamandungan, termasuk pintu yang menjadi akses menuju Keputren Keraton Solo.
Eddy tidak menyebut secara jelas identitas 50-an orang tersebut. Dia hanya menyebut pihak sana.
”Mereka bawa 50 orang lebih memaksa menutup pintu. Saat itu ada BRM Yudistira, cucu PB XI dan satu orang lagi, cucu PB XI juga, yang memberi perlawanan hingga Yudis mengalami luka akibat dipukul,” jelas Eddy.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber: Solopos.com