Rabu, 19 November 2025


Pertemuan A dengan keluarganya di Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, berlangsung haru. A yang diketahui hilang sejak kelas 1 SD akhirnya bertemu kembali dengan ibunya AM (67) dan keluarganya.

Bahkan saat bertemu kembali dengan anaknya yang hilang sejak 1998 itu, AM sempat jatuh pingsan. Selama ini diketahui hilang atau kabur dari rumah saat akan disunatkan.

Baca: Orang Hilang: Putri Lurah Purwodadi Grobogan Tak Pulang Dua Bulan

Belakangan A diketahui tinggal dan berada di Pasar Kepek, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Di tempat tersebut, A  tinggal dan dirawat para pedagang pasar.

”Dari asesmen dan cek keluarga, yang bersangkutan itu pergi sejak duduk di kelas 1 SD. Konon karena trauma mau disunat,” kata Koordinasi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Klaten, Joko Prayitno seperti dikutip Detik.com.

Joko menerangkan awal mula terlacaknya A berawal dari konten YouTuber yang menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Bantul dan tersebar di warga. Yang bersangkutan ditanya mengaku berasal dari Klaten sehingga TKSK bergerak.

”TKSK memiliki jejaring baik dengan sesama TKSK maupun lembaga lain atau di daerah lain. Kebetulan ini yang menemukan jejaring YouTuber kita yang menangani ODGJ, kemudian kontak dengan kami,” papar Joko.

Joko mengatakan TKSK kemudian menghubungi jaringannya di Bantul untuk melakukan cross-check. Kemudian dari TKSK di Klaten melakukan mediasi ke keluarga.

Baca: Perahu Angkut 20 Wisatawan Terbalik di Waduk Kedung Ombo, Sembilan Orang Hilang

”Kita mediasi ke keluarga dengan mengecek ciri-ciri khusus difasilitasi kepala desa dan RT-RW. Hari ini klir, kita lakukan reunifikasi (penyatuan),” jelasnya.Menurut Joko, selama A pergi puluhan tahun, keluarga mencoba mencari tapi tidak menemukan. Akhirnya A ditemukan di Bantul setelah lebih dari dua dekade lamanya.”Akhirnya ditemukan. Ditemukan di Kabupaten Bantul, tepatnya di Pasar Kepek, Sewon, Bantul, Yogyakarta,” imbuhnya.Joko menerangkan yang bersangkutan dalam kondisi sehat. Menurutnya, kondisi kejiwaan tidak 100 persen ODGJ, tapi karena trauma.”Kondisi sehat, bukan total pengidap ODGJ, tetapi memang menggelandang karena trauma. Selama ini menggelandang identik ODGJ, ini tidak benar,” terangnya.Di lokasi yang sama, kakak kandung A menyatakan adiknya pergi sekitar tahun 1998. Kala itu A pergi dari rumah karena takut disunat.”Awalnya mau disunat. Saat pergi hanya membawa mainan mobil-mobilan. Awalnya malam berani disunat, tapi paginya pergi," tutur Damar. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Detik.com

Baca Juga

Komentar

Jateng Terkini