Kepala Disnakkan Boyolali Lusia Dyah Suciati mengungkapkan, dari 1.208 ekor sapi yang suspek
atau kutil sapi itu, 32 ekor di antaranya dinyatakan positif.
Sedangkan, tiga kecamatan yang bebas dari LSD adalah di Banyudono, Sawit, dan Selo. Lusi mengungkapkan LSD dapat dicegah dengan cara membersihkan kandang dengan menyemprot disinfektan.
Dijelaskan, LSD menyebar lewat virus yang sporadis sehingga penyemprotan dengan disinfektan sangat diperlukan. ”Jadi tetap penyemprotan ini sangat diperlukan, jaga kebersihan biosecurity kemudian penanganan untuk yang laporan sakit dan vaksinasi untuk penanganan tuntasnya,” terangnya, dilansir dari Solopos.com, Minggu (12/2/2023).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan hingga Jumat (10/2/2023), Disnakkan Boyolali telah mendapatkan vaksin LSD dari pusat sebanyak 4.300 dosis untuk disuntikkan pada sapi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.900 dosis vaksin telah disuntikkan untuk ternak.
Lusi mengungkapkan, pihaknya akan mengajukan vaksin lagi sebanyak 15.000 dosis agar dapat memberikan vaksinasi ke semua sapi di Boyolali. Tak hanya vaksin, Disnakkan Boyolali juga menyalurkan bantuan disinfektan ke dua kecamatan, yaitu Juwangi dan Wonosamodro.Ia mengatakan di dua kecamatan tersebut paling banyak ditemukan kasus LSD. Masing-masing kecamatan tersebut diberikan 10 jeriken disinfektan. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: solopos.com
Murianews, Boyolali – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali meningkatkan perhatian terhadap Penyakit Lumpy Skin Disease atau LSD. Hal ini menyusul adanya 1.208 ternak sapi yang jadi suspek LSD yang tersebar di 19 kecamatan.
Kepala Disnakkan Boyolali Lusia Dyah Suciati mengungkapkan, dari 1.208 ekor sapi yang suspek
lumpy skin disease atau kutil sapi itu, 32 ekor di antaranya dinyatakan positif.
Sedangkan, tiga kecamatan yang bebas dari LSD adalah di Banyudono, Sawit, dan Selo. Lusi mengungkapkan LSD dapat dicegah dengan cara membersihkan kandang dengan menyemprot disinfektan.
Baca juga: Puluhan Sapi Mati Karena LSD di Grobogan Belum Terdatat, Ini Kata Dinas
Dijelaskan, LSD menyebar lewat virus yang sporadis sehingga penyemprotan dengan disinfektan sangat diperlukan. ”Jadi tetap penyemprotan ini sangat diperlukan, jaga kebersihan biosecurity kemudian penanganan untuk yang laporan sakit dan vaksinasi untuk penanganan tuntasnya,” terangnya, dilansir dari Solopos.com, Minggu (12/2/2023).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan hingga Jumat (10/2/2023), Disnakkan Boyolali telah mendapatkan vaksin LSD dari pusat sebanyak 4.300 dosis untuk disuntikkan pada sapi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.900 dosis vaksin telah disuntikkan untuk ternak.
Lusi mengungkapkan, pihaknya akan mengajukan vaksin lagi sebanyak 15.000 dosis agar dapat memberikan vaksinasi ke semua sapi di Boyolali. Tak hanya vaksin, Disnakkan Boyolali juga menyalurkan bantuan disinfektan ke dua kecamatan, yaitu Juwangi dan Wonosamodro.
Ia mengatakan di dua kecamatan tersebut paling banyak ditemukan kasus LSD. Masing-masing kecamatan tersebut diberikan 10 jeriken disinfektan.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: solopos.com