Rabu, 19 November 2025


Hal ini menyusul tingginya pola ukur Tinggi Muka Air (TMA) Sungai bengawan Solo yang tercatat lebih dari 10 meter  di Pos Pantau TMA Jurug, Kecamatan Jebres, Solo, Jumat (17/2/2023) pukul 00.01 WIB.

Petugas Pos TMA Jurug Joko Widodo alias Toyib mengatakan, berdasarkan pantauan yang dilakukan, TMA mencapai 10,15 meter pukul 00.01 WIB. Ketinggian TMA ini kali pertama terjadi dalam lima tahun terakhir.

Baca: Debit Air Gajah Mungkur Meninggi, Pintu Spillway ke Sungai Bengawan Solo Dibuka

”Ini tertinggi selama saya bertugas 5 tahun terakhir,” kata Toyib seperti dikutip Solopos.com.

Dia mengatakan papan alat ukur TMA hampir tenggelam. Karenanya, ia meminta warga yang berada di bantaran Sungai Bengawan Solo atau anak sungai Bengawan Solo untuk selalu waspada banjir.

Selain rekor tertinggi dalam lima tahun, status siaga kuning yang diterapkan sejak Selasa (14/2/2023) juga menjadi rekor terlama di Sungai Bengawan Solo. Berdasarkan catatannya status siaga kuning ini terjadi selama 33 jam sebelum menjadi siaga merah, Kamis (16/2/2023) pukul 18.00 WIB.

”Saya sampai heran, biasanya siaga kuning dua sampai tiga jam selanjutnya siaga merah. Setelah merah pol turun berhenti. Kalau sudah berhenti langsung surut,” ujarnya.Baca: Meluas, Banjir di Solo Rendam 15 Kelurahan di 4 KecamatanDia mengatakan TMA yang terus naik membuat para petugas pompa air kewalahan. Mereka bertugas selama TMA Sungai Bengawan Solo tergolong tinggi.Menurut dia, Perum Jasa Tirta (PJT) membuka pintu spillway atau limpasan air Waduk Gajah Mungkur atau WGM Wonogiri per Selasa (14/2/2023) sore serta curah hujan tinggi berpengaruh terhadap TMA Sungai Bengawan Solo. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler