Rabu, 19 November 2025


Kepala BPBD Solo Nico Agus Putranto mengatakan, data tersebut berasal dari laporan kaji cepat bencana banjir BPBD Kota Solo.

Pihaknya menyebut penyebab terjadinya banjir di Kota Bengawan tak lain hujan deras yang mengguyur wilayah Soloraya. Hal itu mengakibatkan Sungai Bengawan Solo dan sejumlah anak sungainya meluap hingga menggenangi permukiman warga sejak Kamis (16/2/2023) sore.

Baca: Temui Korban Banjir di Jebres Solo, Gibran Disambati Matras

”Selain itu juga imbas dari dibukanya pintu Spillway atau limpasan Waduk Gajah Mungkur untuk Sungai Bengawan Solo,” tegasnya seperti dikutip Solopos.com.

Ia menyebutkan, dari 21.846 jiwa yang jadi korban banjir, sebanyak 3.898 jiwa di antaranya sudah mengungsi ke lokasi yang aman. Berikut adalah sebaran atau rincian korban banjir di Kota Solo.

Sebelumnya, Petugas Pos TMA Jurug Joko Widodo alias Toyib mengatakan, berdasarkan pantauan yang dilakukan, TMA mencapai 10,15 meter pukul 00.01 WIB. Ketinggian TMA ini kali pertama terjadi dalam lima tahun terakhir.

”Ini tertinggi selama saya bertugas 5 tahun terakhir,” kata Toyib.
Dia mengatakan papan alat ukur TMA hampir tenggelam. Karenanya, ia meminta warga yang berada di bantaran Sungai Bengawan Solo atau anak sungai Bengawan Solo untuk selalu waspada banjir.Baca: Bengawan Solo Siaga Merah, Tinggi Muka Air Lebih dari 10 MeterSelain rekor tertinggi dalam lima tahun, status siaga kuning yang diterapkan sejak Selasa (14/2/2023) juga menjadi rekor terlama di Sungai Bengawan Solo. Berdasarkan catatannya status siaga kuning ini terjadi selama 33 jam sebelum menjadi siaga merah, Kamis (16/2/2023) pukul 18.00 WIB.”Saya sampai heran, biasanya siaga kuning dua sampai tiga jam selanjutnya siaga merah. Setelah merah pol turun berhenti. Kalau sudah berhenti langsung surut,” ujarnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler