Atasi Kekeringan, Ganjar Ingin Terapkan Instalasi Pengolah Air Hujan Jadi Laik Minum di Jateng
Murianews
Rabu, 22 Februari 2023 15:40:40
Pasalnya, teknologi ini disebut mampu mengubah air hujan menjadi air bersih laik minum yang bisa dikonsumsi. Sementara kekeringan di sejumlah daerah selalu menjadi masalah tahunan yang selalu datang.
Ganjar menjelaskan, teknologi instalasi pemanen air hujan yang digagas Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Kalimantan Timur itu sudah dipasang di beberapa tempat.
Baca: Ganjar Gandeng PKK Kendalikan Inflasi dan Turunkan Kemiskinan di JatengDi antaranya di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan, SMPIT Istiqamah YPAITB Balikpapan, daerah Kecamatan Sepaku, hingga Desa Karya Jaya di Kabupaten Kutai Kartanegara.
”Ini mau kita
adopt nih di beberapa tempat yang memang sulit air di Jawa Tengah ya saya lagi genjot. Penanggulangan kemiskinan kan salah satu komponennya air bersih,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/2/2023).
Ganjar menyebut instalasi ini menggunakan tiga komponen dasar, yakni filter yang ditempatkan paling tinggi untuk meraih air hujan, kemudian pipa yang terhubung sebagai tempat mengalirnya air, lalu tandon yang berfungsi sebagai penadah air tersebut.
”Teknologi instalasi pemanen air hujan merupakan salah satu solusi kekeringan bagi wilayah sulit air di Jateng. Saya yakin jika air bersih dapat dijangkau masyarakat, maka angka kemiskinan akan menurun. Ketika PDAM tidak bisa masuk, saya kira ini perlu dicontoh,” terangnya.
Baca: Menpan RB dan Ganjar Mendadak Jadi Saksi Nikah Warga di MPP SragenIa menambahkan teknologi ini tergolong murah dan terjangkau. Salah satu instalasi yang dipasang hanya menghabiskan Rp 3 juta dan manfaatnya akan dirasakan banyak masyarakat.”Maka kemudian ada teknologi tepat guna, gampang banget, instalasinya sederhana, biaya ngga mahal dan kita tidak dibebani biaya royalti paten yang dimiliki UGM, kalau untuk sosial beres, ternyata beres,” paparnya.Ganjar juga berterima kasih kepada rekan-rekan KAGAMA yang telah memasang instalasi tersebut. Ia berharap teknologi itu nantinya dapat diadaptasi dengan lancar dan mengentas kemiskinan.”Saya terima kasih kepada teman-teman UGM, terima kasih kepada Pemda Kaltim, KAGAMA yang guyub rukun migunani itu berjalan. Guyub dengan masyarakat, dengan anggota, dan migunani berguna untuk masyarakat dalam teknologi-teknologi tepat guna,” ucapnya. Penulis: SupriyadiEditor: Supriyadi
Murianews, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berencana menerapkan teknologi instalasi pemanen air hujan dengan teknologi empat saringan bernama GAMA Rain Filter untuk mengatasi masalah kekeringan di sejumlah daerah di Jateng.
Pasalnya, teknologi ini disebut mampu mengubah air hujan menjadi air bersih laik minum yang bisa dikonsumsi. Sementara kekeringan di sejumlah daerah selalu menjadi masalah tahunan yang selalu datang.
Ganjar menjelaskan, teknologi instalasi pemanen air hujan yang digagas Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Kalimantan Timur itu sudah dipasang di beberapa tempat.
Baca: Ganjar Gandeng PKK Kendalikan Inflasi dan Turunkan Kemiskinan di Jateng
Di antaranya di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan, SMPIT Istiqamah YPAITB Balikpapan, daerah Kecamatan Sepaku, hingga Desa Karya Jaya di Kabupaten Kutai Kartanegara.
”Ini mau kita
adopt nih di beberapa tempat yang memang sulit air di Jawa Tengah ya saya lagi genjot. Penanggulangan kemiskinan kan salah satu komponennya air bersih,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/2/2023).
Ganjar menyebut instalasi ini menggunakan tiga komponen dasar, yakni filter yang ditempatkan paling tinggi untuk meraih air hujan, kemudian pipa yang terhubung sebagai tempat mengalirnya air, lalu tandon yang berfungsi sebagai penadah air tersebut.
”Teknologi instalasi pemanen air hujan merupakan salah satu solusi kekeringan bagi wilayah sulit air di Jateng. Saya yakin jika air bersih dapat dijangkau masyarakat, maka angka kemiskinan akan menurun. Ketika PDAM tidak bisa masuk, saya kira ini perlu dicontoh,” terangnya.
Baca: Menpan RB dan Ganjar Mendadak Jadi Saksi Nikah Warga di MPP Sragen
Ia menambahkan teknologi ini tergolong murah dan terjangkau. Salah satu instalasi yang dipasang hanya menghabiskan Rp 3 juta dan manfaatnya akan dirasakan banyak masyarakat.
”Maka kemudian ada teknologi tepat guna, gampang banget, instalasinya sederhana, biaya ngga mahal dan kita tidak dibebani biaya royalti paten yang dimiliki UGM, kalau untuk sosial beres, ternyata beres,” paparnya.
Ganjar juga berterima kasih kepada rekan-rekan KAGAMA yang telah memasang instalasi tersebut. Ia berharap teknologi itu nantinya dapat diadaptasi dengan lancar dan mengentas kemiskinan.
”Saya terima kasih kepada teman-teman UGM, terima kasih kepada Pemda Kaltim, KAGAMA yang guyub rukun migunani itu berjalan. Guyub dengan masyarakat, dengan anggota, dan migunani berguna untuk masyarakat dalam teknologi-teknologi tepat guna,” ucapnya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi