Rabu, 19 November 2025


Akibatnya, puluhan petani mengeluh dengan pencemaran tersebut. Saat ini pihak Kecamatan Pulokerto pun turun tangan untuk mencarikan solusi atas kejadian tersebut.

Forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkompincam) Polokarto mengumpulkan sejumlah perajin alkohol, pengusaha percetakan, dan petani, Selasa (28/2/2023). Pertemuan di Balai Desa Bugel itu untuk mencari solusi bersama terkait penanganan limbah.

Camat Polokarto Hery Mulyadi mengatakan, dari pertemuan tersebut semua prngusaha mulai Rabu (1/3/2022) dilarang membuang limbah ke saluran irigasi atau saluran lain yang berujung ke saluran irigasi.

”Kami juga minta para kades untuk membuat peraturan desa supaya ada payung hukumnya makin kuat,” kata Hery seperti dikutip Solopos.com.

Dalam pertemuan itu, Ketua Gabungan Petani Pemakai Air (PPA) Kabupaten Sukoharjo Sarjanto, mengungkapkan permasalahan limbah etanol sudah terjadi belasan tahun lalu.

”Masalah ini bukan karena kemarin perajin ciu buang limbah, lalu hari ini petani protes ada limbah. Tapi, terjadi sudah 10-15 tahun lalu. Pertemuan semacam ini juga sudah dilakukan berulang kali, tanda tangan kesepakatan bersama. Lalu terjadi lagi,” katanya.

Menurutnya kesadaran bersama menjaga lingkungan hidup perlu ditingkatkan. Mengingat saluran irigasi adalah saluran yang diperuntukan bagi petani untuk menjaga kelangsungan hidup tanaman padi dan hasil pertanian lain.

Dia tidak mempermasalahkan usaha yang dilakoni para perajin etanol dan percetakan. Dia justru mengajak petani, perajin dan pengusaha percetakan untuk saling menghargai.
”Petani pasti tahu, air kok warnanya tidak jernih, kadang hitam, biru, merah. Kami tidak mempermasalahkan usaha penjenengan, silakan berusaha. Tapi, mari kita benar-benar menjaga komitmen untuk menjaga lingkungan untuk anak cucu kita. Jangan sampai kita disalahkan anak cucu kita karena tidak bisa menjaga lingkungan,” ungkapnya.Sementara itu, Ketua Paguyuban Perajin Etanol Polokarto, Agus Hariyanto, mengakui ada anggotanya yang masih ngeyel membuang limbahnya ke saluran irigasi. Untuk itu, paguyuban berkomitmen untuk melaksanakan hasil keputusan bersama ini.Dia menyebut perajin etanol yang masuk paguyuban di Polokarto sebanyak 75 orang. Kendati demikian pihaknya menyatakan akan berkomitmen menjalankan hasil keputusan pertemuan itu.Agus menyebut, di paguyuban yang dipimpinnya sudah ada kesepakatan limbah akan diambil secara kolektif oleh pihak ketiga. Hasil limbah itu akan dijual ke daerah Jawa Timur untuk dijadikan pupuk oleh pihak ketiga.”Sudah ada yang keliling mengambil limbah. Per satu kubiknya perajin harus membayar Rp 30 ribu. Tapi ya itu tadi, masih ada yang ngeyel,” ungkapnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com

Baca Juga

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler