Banjir Meluas, 31 Sekolah di Sragen Kebanjiran
Murianews
Jumat, 3 Maret 2023 17:52:09
Kepala Disdikbud Sragen Suwardi menyebutkan, awalnya hanya ada sembilan SD yang terendam banjir. Namun, hari ini (3/3/2023) menjadi 31 sekolah yang terdiri dari 15 SD plus 16 taman kanak-kanak (TK) atau pendidikan anak usia dini (PAUD).
”Situasi banjir di tiap sekolah bervariasi, ada yang air sudah masuk ke ruang belajar. Ada yang baru sampai halaman. Kebijakan sekolah disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing,” katanya seperti dikutip
Solopos.com.
Baca: Sungai Bengawan Solo Meluap, Puluhan Siswa di Sragen Dievakuasi biar Bisa Ikut Ujian SekolahSelain itu, lanjutnya, ada juga sekolah yang sebenarnya tidak tergenang. Akan tetapi akses menuju sekolah terhalang banjir yang cukup tinggi hingga membuat siswa kesulitan untuk ke sekolah.
”Terkait hal itu, Disdikbud mengambil kebijakan ada siswa yang belajar di rumah, ada juga yang tetap bisa belajar di sekolah,” terangnya.
Ia mencontohkan, di SDN 4 Kedungupit ketinggian air di halamannya mencapai 90 cm. Akibatnya, siswa tidak bisa melakukan aktivitas belajar mengajar dan harus belajar di rumah.
”Saya mengecek sendiri dan tidak bisa masuk. Anak-anak tetap belajar di rumah karena sekolahnya tidak memungkinkan untuk kegiatan belajar mengajar. Sampai banjirnya surut,” ungkapnya.
Dia mengatakan kebetulan bencana banjir ini bersamaan dengan penilaian tengah semester (PTS) anak-anak SD. Sekolah dengan banjir parah seperti di SDN 1 Padas, Kecamatan Tanon, di mana air sampai masuk ruang belajar, jadwal PTS-nya diundur. Kebijakan yang sama diberlakukan di SDN 2 Pengkol, Tanon.
Baca: Rumah Warga Kedawung Sragen Terbakar Gara-Gara Bocah Main Korek Api di KamarSuwardi menerangkan untuk siswa SDN 2 Patihan, Sidoharjo, yang rumah atau jalan menuju sekolahnya kebanjiran dan tak bisa dilalui, bisa belajar di rumah. Sementara siswa yang tidak terdampak banjir bisa tepat lanjut ikut PTS di sekolah.Sementara di SDN 1 Sribit, Kecamatan Sidoharjo, Suwardi mengatakan akses menuju sekolah dari Dukuh Sembukan, Dukuh Ngelo, Dukuh Newung, dan Dukuh Tambak banjir.”Siswa di SDN 1 Sribit dari keempat dukuh itu harus melakukan PTS susulan di lain waktu. Siswa dari Dukuh Semen, Desa Sribit, tetap melaksanakan PTS di sekolah karena tidak terdampak banjir,” jelasnya. Penulis: SupriyadiEditor: SupriyadiSumber: Solopos.com
Murianews, Sragen — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen mencatat jumlah sekolah yang terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo semakin bertambah. Total ada 31 sekolah yang terdampak banjir.
Kepala Disdikbud Sragen Suwardi menyebutkan, awalnya hanya ada sembilan SD yang terendam banjir. Namun, hari ini (3/3/2023) menjadi 31 sekolah yang terdiri dari 15 SD plus 16 taman kanak-kanak (TK) atau pendidikan anak usia dini (PAUD).
”Situasi banjir di tiap sekolah bervariasi, ada yang air sudah masuk ke ruang belajar. Ada yang baru sampai halaman. Kebijakan sekolah disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing,” katanya seperti dikutip
Solopos.com.
Baca: Sungai Bengawan Solo Meluap, Puluhan Siswa di Sragen Dievakuasi biar Bisa Ikut Ujian Sekolah
Selain itu, lanjutnya, ada juga sekolah yang sebenarnya tidak tergenang. Akan tetapi akses menuju sekolah terhalang banjir yang cukup tinggi hingga membuat siswa kesulitan untuk ke sekolah.
”Terkait hal itu, Disdikbud mengambil kebijakan ada siswa yang belajar di rumah, ada juga yang tetap bisa belajar di sekolah,” terangnya.
Ia mencontohkan, di SDN 4 Kedungupit ketinggian air di halamannya mencapai 90 cm. Akibatnya, siswa tidak bisa melakukan aktivitas belajar mengajar dan harus belajar di rumah.
”Saya mengecek sendiri dan tidak bisa masuk. Anak-anak tetap belajar di rumah karena sekolahnya tidak memungkinkan untuk kegiatan belajar mengajar. Sampai banjirnya surut,” ungkapnya.
Dia mengatakan kebetulan bencana banjir ini bersamaan dengan penilaian tengah semester (PTS) anak-anak SD. Sekolah dengan banjir parah seperti di SDN 1 Padas, Kecamatan Tanon, di mana air sampai masuk ruang belajar, jadwal PTS-nya diundur. Kebijakan yang sama diberlakukan di SDN 2 Pengkol, Tanon.
Baca: Rumah Warga Kedawung Sragen Terbakar Gara-Gara Bocah Main Korek Api di Kamar
Suwardi menerangkan untuk siswa SDN 2 Patihan, Sidoharjo, yang rumah atau jalan menuju sekolahnya kebanjiran dan tak bisa dilalui, bisa belajar di rumah. Sementara siswa yang tidak terdampak banjir bisa tepat lanjut ikut PTS di sekolah.
Sementara di SDN 1 Sribit, Kecamatan Sidoharjo, Suwardi mengatakan akses menuju sekolah dari Dukuh Sembukan, Dukuh Ngelo, Dukuh Newung, dan Dukuh Tambak banjir.
”Siswa di SDN 1 Sribit dari keempat dukuh itu harus melakukan PTS susulan di lain waktu. Siswa dari Dukuh Semen, Desa Sribit, tetap melaksanakan PTS di sekolah karena tidak terdampak banjir,” jelasnya.
Penulis: Supriyadi
Editor: Supriyadi
Sumber: Solopos.com