Gandeng BPOM, Pemprov Jateng Beri Edukasi Pangan Aman dan Bermutu di Ponpes

Supriyadi
Jumat, 16 Desember 2022 17:03:56


Setelah menuntaskan sosialisasi di jenjang pendidikan formal, mulai dari SD, SMP, hingga SMA/sederajat, kali ini giliran pondok pesantren (ponpes). Tak tanggung-tanggung, mereka bahkan menggandeng Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang untuk memberikan edukasi.
”Untuk pendidikan formal SD, SMP, dan SMA sudah clear. Sedangkan di ponpes, ini pertama kali adanya sosialisasi terkait keamanan makanan dan jajanan di pondok pesantren di Jateng,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah (Wagub Jateng) Taj Yasin Maimoen saat memberi sambutan di Hotel Santika, Jumat (16/12/2022).
Baca: Mendag Pastikan Ketersediaan Pangan di Semarang Aman Jelang Nataru
Wagub menyampaikan, edukasi pangan ini bertujuan mengajak santri untuk meningkatkan perhatian menjaga kesehatan dan kebersihan. Menurutnya, hal itu juga disampaikan dalam ajaran agama.
Kegiatan ini, papar wagub, dirasa perlu untuk digencarkan di ponpes-ponpes di berbagai daerah di Jateng. Terutama, tandasnya, di ponpes yang jumlah santrinya tidak sedikit.
”Kegiatan edukasi ini juga digencarkan di pesantren-pesantren. Kalau sudah dari sini (Hotel Santika) mereka juga harus menginisiasi untuk pertemuan-pertemuan berikutnya dan nanti bisa dikerjasamakan dengan Dinas Kesehatan Provinsi maupun kabupaten dan kota, serta narasumber dari BPOM dan lainnya,” jelasnya.
Terlebih pada era pandemi Covid-19, bahwa menjaga ketahanan tubuh sangat penting untuk menghindari penularan virus membahayakan. Maka untuk mendapatkan ketahanan tubuh yang sehat dan kuat dimulai dari diri sendiri melalui asupan makanan yang bergizi dan selalu menjaga kebersihan.
Baca: Dua Jam, Bazar Pangan Murah di Jepara Ludes Diserbu Warga
Sementara itu, Kepala BBPOM Semarang, Sandra MP Linthin menjelaskan, BBPOM telah melakukan pengawasan untuk program pangan jajanan anak sejak tahun 2012.
Untuk tahun 2022, BBPOM Semarang sudah melakukan intervensi kurang lebih 3.000 sekolah. Baik sekolah tingkat SD SMP maupun SMA yang ada di Jateng. Sedangkan untuk sekolah atau ponpes di bawah Kementerian Agama hanya sekitar 5% dari ribuan lembaga pendidikan agama yang ada di Jateng.
”Kami akan memasuki pesantren-pesantren. Nanti kami mohon bisa berkoordinasi dengan Kanwil Kemenag, kita bisa mendapatkan data pesantren-pesantren mana saja yang akan kami utamakan. Khususnya dengan jumlah santri yang banyak,” katanya.
Reporter: Supriyadi
Editor: Supriyadi