Jumat, 29 September 2023

Otak Pabrik Ekstasi di Palebon Semarang Buron, Ini Inisialnya

Supriyadi
Jumat, 2 Juni 2023 19:20:26
Warga berkerumun di depan rumah produksi yang menjadi pabrik ekstasi di Patebon, Semarang, Jumat (2/6/2023). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)
Murianews, Semarang – Polda Jateng mengaku masih memburu otak pelaku pembuatan pabrik ekstasi di Kelurahan Palebon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang yang digerebek Mabes Polri. Otak pabrik ekstasi tersebut diketahui berinisial ’Kapten’.

Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen Abiyoso Seno Aji menjelaskan, keberadaan pabrik ekstasi ini terungkap setelah Bea Cukai, Bareskrim Polri, Polda Jateng, dan Polda Banten melakukan operasi gabungan.

Awalnya, mereka mendapat informasi adanya pengiriman mesin cetak tablet dari luar negeri dan bahan kimia jenis pentylon serta bahan prekusor lainnya yang akan digunakan untuk pembuatan atau pencetakan ekstasi di Indonesia.

Baca: Polisi Tetapkan 2 Tersangka Penggerebekan Pabrik Ekstasi di Palebon Semarang

Hasil penyelidikan, pada 19 Mei, dua tersangka bertemu dengan seseorang yang dipanggil dengan sebutan 'Kapten' di Simpang Lima Semarang. Keduanya diberi kunci rumah kontrakan yang kemudian menjadi lokasi produksi ekstasi.

”Setelah menempati kontrakan di Kauman Barat, Pedurungan, Kota Semarang itu, mereka mendapat kiriman berbagai barang termasuk mesin pres,” ungkapnya seperti dikutip Detik.com.

Abiyoso mengatakan, kedua tersangka ini masih mengaku baru sekali melakukan aksinya dan belum sempat menjual hasil produksinya. Menurut mereka, setelah semua ekstasinya jadi, mereka akan menghubungi aktor atau otak pelaku yang kini buron.

”Menurut keterangan mereka, setelah tercetak jadi tablet akan menghubungi aktor tadi. Kemudian aktor itu yang akan berikan petunjuk akan di kemanakan,” ucapnya.

Baca: Rumah di Palebon Semarang Ternyata Pabrik Ekstasi, 10 Hari Produksi 10 Ribu Pil

Pengungkapan pabrik ekstasi ini tidak hanya berlangsung di Semarang, tapi juga di Tangerang, Banten.

”Ini bukan hanya jaringan di dalam negeri tapi juga jaringan di luar negeri. Ini dapat dibuktikan alat cetaknya didapatkan di luar negeri. Kemudian bahan-bahannya itu tidak ada yang bisa dibeli di dalam negeri semua didatangkan dari luar negeri,” terang Abiyoso.

Komentar