Kamis, 20 November 2025

Murianews, Semarang – Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang Joko Santoso diduga melakukan pemukulan terhadap kader PDI Perjuangan (PDIP) Suprajianto. Pemicunya, dikabarkan karena Suprajianto memasang bendera PDIP di dekat kediaman Joko.

Dugaan pemukulan tersebut terekam CCTV dan beredar via WhatsApp. Dalam video itu terlihat pria berbaju putih datang ke sebuah rumah di Jalan Cumi-cumi IV Kota Semarang.

Pria itu terlihat berbincang dengan orang dari dalam rumah kemudian masuk. Orang-orang di sekitar kemudian berlari ke arah rumah tersebut.

Aksi yang diduga terjadi Jumat (8/9/2023) malam itupun saat ini sudah dilaporkan ke Polda Jateng.

Fungsionaris DPC PDI Perjuangan Kota Semarang Didik Sugeng mengatakan sudah membuat laporan ke Polda Jateng soal penganiayaan tersebut.

Laporan sudah diterima SPKT Polda Jateng dengan STTLP/167/IX/2023/JATENG/SPKT. Saat ini pihak korban juga dibantu LBH Ratu Adil sebagai kuasa hukum.

”Dengan peristiwa ini sudah dilaporkan ke Polda. Teman-teman dari LBH peduli dengan apa yang terjadi,” kata Didik di Posko PDIP, Sedulur Didik Sugeng, di Bandarharjo seperti dikutip Detik.com, Minggu (10/9/2023).

Sementara itu, Ketua DPC PDIP Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) mengatakan peristiwa itu terjadi hari Jumat (8/9/2023) malam kemarin.

Saat itu Kadernya bernama Suparjiyanto (58) didatangi Joko yang juga anggota Dewan Kota Semarang di rumahnya, kemudian terjadi pemukulan.

”Tadi malam hari Jumat jam 21.45 Pak Suparjiyanto, warga Jalan Cumi-cumi, Bandarharjo didatangi Ketua DPC Gerindra. Tanpa babibu memukul kader kami,” kata Hendi dalam keterangan berupa video, Sabtu (9/9/2023).

Suparjiyanto dan Joko merupakan tetangga satu gang. Hendi menjelaskan peristiwa dipicu pemasangan bendera PDIP di sekitar kampung tersebut.

”Alasan karena kader kami pasang bendera yang itu kampung yang tinggal Ketua Gerindra Mas JS,” tegas Hendi.

Hal itu sudah dilaporkan ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto.

Terpisah, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang Joko Santoso membantah melakukan. Namun, ia mengakui mendorong Suparjiyanto dan tidak terjadi pemukulan.

Ia pun kekeh tidak sama sekali melakukan pemukulan apalagi mengenai wajah korban yang disebut luka bengkak.

”Saya sama sekali tidak melakukan hal ceroboh itu. Saksi banyak yang melihat saya sedikitpun tidak menyentuh muka,” tegasnya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler