Rabu, 19 November 2025

Murianews, Semarang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan deras bakal mengguyur Jawa Tengah (Jateng) saat perayaan natal 2023. Hujan tersebut diprediksi bakal turun wilayah utara dan pegunungan tengah Jateng.

Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo. Ia mengatakan, hujan tersebut turun setelah sepuluh hari tidak ada hujan yang turun di kawasan tersebut.

”Dari pantauan data hujan memang sudah lebih dari 10 hari tidak terjadi hujan di Cilacap dan daerah lainnya di Jateng, terutama pada dasarian kedua bulan Desember,” katanya seperti dikutip dari Antara, Jumat (22/12/2023).

Ia mengatakan pada dasarian pertama atau 1-10 Desember, hujan sudah sering terjadi dan hampir merata di wilayah Jateng. Khususnya di bagian selatan dan pegunungan tengah.

”Bahkan, hujan yang terjadi pada dasarian pertama Desember sempat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi. Mulai dari tanah longsor dan banjir di sejumlah wilayah, salah satunya di Kabupaten Banyumas,” ungkapnya.

Namun, hujan kembali berhenti sejak memasuki dasarian kedua, 11-20 Desember. Bahkan hingga saat sekarang yang sudah masuk dasarian ketiga Desember 2023 hujan belum kunjung turun.

”Kondisi ini terjadi karena masih ada pengaruh El Nino moderat serta Indeks Dipole Mode (IDM) yang positif, sehingga menyebabkan berkurangnya curah hujan yang terjadi,” terangnya.

Tak hanya itu, beberapa hari lalu juga terjadi badai tropis di perairan Filipina yang mengakibatkan awan hujan tertarik ke belahan bumi utara menuju daerah sekitar badai tropis tersebut.

Akibat badai tersebut, diperkirakan hujan akan kembali berpotensi terjadi pada Senin (25/12/2023) atau saat momentum Natal 2023 hingga akhir bulan Desember, terutama di Pulau Jawa.

”Berdasarkan data yang dirilis BMKG, hal itu disebabkan adanya sirkulasi siklonik yang terpantau di Samudra Hindia barat Aceh dan membentuk daerah konvergensi dari Selat Malaka hingga Aceh,” jelasnya.

Menurut dia, daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Riau hingga Sumatra Selatan, Laut Jawa hingga Kalimantan Timur, dari Selat Makassar hingga Kalimantan Utara, dari Selat Makassar hingga Sulawesi Tengah dan Tenggara, dari Laut Maluku hingga Laut Seram, dari Teluk Cenderawasih dan Laut Arafura hingga Papua Nugini, serta daerah konfluensi memanjang dari Sulawesi Tengah hingga Papua.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi.

”Kami akan terus memantau perkembangan cuaca yang terjadi saat ini dan akan dievaluasi pada akhir bulan, apakah akan terus terjadi hujan atau kah kembali terhenti,” tandasnya.

Komentar

Jateng Terkini

Terpopuler