Pengangkatan Guru PPPK Didesak Segera Diselesaikan, Ini Sebabnya
Supriyadi
Senin, 5 Agustus 2024 12:26:00
Murianews, Semarang – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah mendesak pemerintah pusat segera menyelesaikan pengangkatan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pasalnya hingga saat ini masih banyak guru P1, yakni guru yang telah memenuhi nilai ambang batas, tapi belum memperoleh formasi.
Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua PGRI Jateng Muhdi saat Konferensi Provinsi (Konprov) PGRI Jateng Masa Bhakti XXIII Tahun 2024 yang berlangsung di Balairung Universitas PGRI Semarang (Upgris), Minggu (5/8/2024) kemarin.
”Di kabupaten/kota terus memanfaatkan momentum ini agar jangan sampai terjadi seperti di Jakarta, ada cleansing (pembersihan atau pemberhentian guru honorer, red), katanya seperti dilansir Antara.
Menurut dia, situasi sama seperti di Jakarta bisa dialami daerah yang lain jika tidak ada pembenahan. Utamanya soal kebijakan proses pengangkatan guru, salah satunya dengan penyelesaian PPPK.
”Karena itu bisa terjadi nanti. Khawatirnya kalau tidak ada guru maka sekolah akan mengangkat sendiri. Kalau itu dilarang pada waktunya akan jadi masalah. Makanya, PPPK sebenarnya salah satu jalan terbaik,” ungkapnya.
Namun, diakuinya bahwa PPPK sebenarnya juga memiliki problem tersendiri. Salah satunya masa kontrak yang selama ini dikeluhkan terlalu pendek. Rata-rata guru PPPK dikontrak dengan durasi lima tahun.
Muhdi menambahkan bahwa sebenarnya data guru yang akan pensiun sudah ada dan diketahui sehingga langkah pengisian kekosongan sudah bisa dilakukan jauh-jauh hari.
”Tidak mengulang lagi, penerimaan ketika ada yang kosong. Mestinya, yang tahun depan kosong kan ketahuan, misalnya pensiun. Maka, mesti tahun ini (guru penggantinya, red.) masuk,” tegasnya.
Jika tidak dilakukan pengelolaan seperti itu, tambahnya, maka persoalan lama akan terulang kembali. Yakni membeludaknya guru honorer yang sedemikian banyak.
”Kalau tidak dilakukan, di-manage seperti itu maka nanti akan terjadi yang sudah, jumlah guru honorer banyak. Mereka harus diterima, padahal disadari seleksinya tidak begitu bagus. Tapi, mereka kan sudah mengabdi,” imbuhnya.



