Lonjakan volume sampah ini menjadi perhatian serius Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, terutama di beberapa wilayah yang mengalami overload.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Sukoharjo, Agus Sriyanto membenarkan peningkatan volume sampah di Sukoharjo mencapai 239.608 kg per hari.
Jumlah itu merupakan rata-rata volume sampah yang terangkut pada periode 23 hingga 30 Maret 2025. Namun, selama masa libur Idulfitri, angka ini melonjak tajam menjadi lebih dari 315.000 kg per hari.
”Ada beberapa lokasi yang memerlukan perhatian lebih karena kondisinya sudah melebihi kapasitas. Wilayah Kartasura dan Grogol menjadi titik-titik dengan penumpukan sampah yang paling signifikan,” kata Agus seperti dilansir Antara, Selasa (8/4/2025).
Peningkatan timbulan sampah ini, lanjut Agus, terlihat jelas di berbagai tempat penampungan sampah sementara (TPS). Selain itu, pihaknya juga menemukan kemunculan sejumlah tempat pembuangan sampah liar yang baru.
”Kami juga aktif melakukan penyisiran di titik-titik yang terdapat sampah liar,” tegasnya.
Meskipun DLH Kabupaten Sukoharjo telah berupaya memasang papan peringatan agar masyarakat tidak membuang sampah di lokasi yang tidak seharusnya, kesadaran sebagian warga masih rendah.
Murianews, Sukoharjo – Libur lebaran di Sukoharjo, Jawa Tengah memicu lonjakan sampah. Bahkan volume sampah meningkat signifikan dengan rata-rata per hari mencapai 239.608 kg.
Lonjakan volume sampah ini menjadi perhatian serius Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, terutama di beberapa wilayah yang mengalami overload.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Sukoharjo, Agus Sriyanto membenarkan peningkatan volume sampah di Sukoharjo mencapai 239.608 kg per hari.
Jumlah itu merupakan rata-rata volume sampah yang terangkut pada periode 23 hingga 30 Maret 2025. Namun, selama masa libur Idulfitri, angka ini melonjak tajam menjadi lebih dari 315.000 kg per hari.
”Ada beberapa lokasi yang memerlukan perhatian lebih karena kondisinya sudah melebihi kapasitas. Wilayah Kartasura dan Grogol menjadi titik-titik dengan penumpukan sampah yang paling signifikan,” kata Agus seperti dilansir Antara, Selasa (8/4/2025).
Peningkatan timbulan sampah ini, lanjut Agus, terlihat jelas di berbagai tempat penampungan sampah sementara (TPS). Selain itu, pihaknya juga menemukan kemunculan sejumlah tempat pembuangan sampah liar yang baru.
”Kami juga aktif melakukan penyisiran di titik-titik yang terdapat sampah liar,” tegasnya.
Meskipun DLH Kabupaten Sukoharjo telah berupaya memasang papan peringatan agar masyarakat tidak membuang sampah di lokasi yang tidak seharusnya, kesadaran sebagian warga masih rendah.
Tak Tertangani dengan Baik...
Agus menyoroti kawasan Solobaru sebagai salah satu contoh wilayah di mana masih ditemukan beberapa titik sampah yang tidak tertangani dengan baik.
”Di kawasan Solobaru masih ada beberapa titik (sampah), dan ini memerlukan peningkatan upaya. Dalam hal ini, kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan perlu ditingkatkan secara signifikan,” kata Agus.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa peningkatan volume sampah selama libur Lebaran tidak dapat dipisahkan dari tingginya aktivitas para pemudik yang berada di wilayah Sukoharjo.
”Jelas, aktivitas pemudik juga memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan sampah ini. Sebenarnya, kami sudah mengeluarkan imbauan 'mudik sedikit sampah', namun jumlah pemudik yang datang juga sangat banyak,” pungkasnya.
DLH Kabupaten Sukoharjo mengimbau masyarakat dan para pemudik untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah dan membuangnya pada tempat yang telah ditentukan guna menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan selama dan setelah masa libur Lebaran.