Di JDC 2023, Komisioner LPS Ungkap Perbankan Jadi Sasaran Empuk Para Hacker
Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 1 Maret 2023 14:07:10
Didik Madiyono, Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tidak memungkiri adanya serangan siber. Hal itu disampaikannya di acara diskusi digitalisasi perbankan yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Tengah dengan kegiatan Jateng Digital Conference pada Rabu (1/3/2023).
Baca: Kejahatan Cyber Jadi Ancaman Serius Digitalisiasi Keuangan, Ini Bentuknya”Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN menyampaikan beragam serangan hacker masih terjadi. Mulai dari serangan Malware, kebocoran data, dan Trojan," katanya, Rabu (1/3/2023).
Lebih lanjut, Didik menyampaikan industri keuangan global lebih sering mengalami serangan siber dibandingkan industri lainnya. Oleh sebab itu pihaknya meminta agar masyarakat tetap berhati-hati.
Dia menjelaskan, ada beberapa tahapan yang kerap dilakukan oleh pelaku kejahatan siber untuk meyakinkan targetnya. Salah satunya dengan berpura-pura menjadi pegawai bank.
”Biasanya pelaku kejahatan siber meyakinkan targetnya dengan meminta password OTP, user name, dan sandi milik nasabah. Kemudian menguasai akun milik targetnya,” sambungannya.
Tidak berhenti di situ, menurutnya pelaku kejahatan siber juga meyakinkan target korban menggunakan embel-embel hadiah dan undian yang palsu. Selain itu, serangan siber juga terkadang menggunakan modus lainnya.
Tidak berhenti di situ, menurutnya pelaku kejahatan siber juga meyakinkan target korban menggunakan embel-embel hadiah dan undian yang palsu. Selain itu, serangan siber juga terkadang menggunakan modus lainnya.
Baca: Era Digitalisasi, Tren Perkembangan Bank Digital Terus Melesat”Ada serangan siber dengan cara mengirimkan file yang disisipi malware. Bentuknya file APK. Ketika dibuka, pelaku kemudian mengambil akses milik nasabah,” terangnya.Dia menambahkan, modus kejahatan lain juga ada. Seperti mengalihkan nasabah dari situs asli ke situs palsu. Tidak berhenti di situ, ada juga yang menyalin melalui metode skimming.”Modus
skimming ini sebenarnya sudah lama. Modusnya menyalin strip magnetik dari kartu debit maupun kartu kredit,” imbuhnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Supriyadi
Murianews, Solo – Industri keuangan global maupun perbankan masih menjadi sasaran empuk bagi para hacker. Tak ayal beragam serangan hacker masih terjadi hingga kini.
Didik Madiyono, Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tidak memungkiri adanya serangan siber. Hal itu disampaikannya di acara diskusi digitalisasi perbankan yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Tengah dengan kegiatan Jateng Digital Conference pada Rabu (1/3/2023).
Baca: Kejahatan Cyber Jadi Ancaman Serius Digitalisiasi Keuangan, Ini Bentuknya
”Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN menyampaikan beragam serangan hacker masih terjadi. Mulai dari serangan Malware, kebocoran data, dan Trojan," katanya, Rabu (1/3/2023).
Lebih lanjut, Didik menyampaikan industri keuangan global lebih sering mengalami serangan siber dibandingkan industri lainnya. Oleh sebab itu pihaknya meminta agar masyarakat tetap berhati-hati.
Dia menjelaskan, ada beberapa tahapan yang kerap dilakukan oleh pelaku kejahatan siber untuk meyakinkan targetnya. Salah satunya dengan berpura-pura menjadi pegawai bank.
”Biasanya pelaku kejahatan siber meyakinkan targetnya dengan meminta password OTP, user name, dan sandi milik nasabah. Kemudian menguasai akun milik targetnya,” sambungannya.
Tidak berhenti di situ, menurutnya pelaku kejahatan siber juga meyakinkan target korban menggunakan embel-embel hadiah dan undian yang palsu. Selain itu, serangan siber juga terkadang menggunakan modus lainnya.
Baca: Era Digitalisasi, Tren Perkembangan Bank Digital Terus Melesat
”Ada serangan siber dengan cara mengirimkan file yang disisipi malware. Bentuknya file APK. Ketika dibuka, pelaku kemudian mengambil akses milik nasabah,” terangnya.
Dia menambahkan, modus kejahatan lain juga ada. Seperti mengalihkan nasabah dari situs asli ke situs palsu. Tidak berhenti di situ, ada juga yang menyalin melalui metode skimming.
”Modus
skimming ini sebenarnya sudah lama. Modusnya menyalin strip magnetik dari kartu debit maupun kartu kredit,” imbuhnya.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Supriyadi