Tausiah Ramadan 2024
Etika dan Adab Berpuasa
Vega Ma'arijil Ula
Rabu, 13 Maret 2024 10:58:00
BERPUASA dimaknai dengan menahan diri dari nafsu makan dan minum atau berbuka sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Ada juga yang memaknai puasa adalah imsak.
Puasa dapat dilihat dari sisi lahir dan batin. Dari sisi lahir, artinya puasa mencegah berbuka atau makan dan minum sejak fajar hingga terbenamnya matahari.
Sedangkan dari sisi batin, puasa bermakna menahan diri dari hawa nafsu dan perbuatan tercela dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Namun, bukan berarti setelah matahari terbenam boleh melakukan kegiatan tercela.
Puasa juga harus dimaknai untuk mencegah yang lahir guna membangun sesuatu yang batin sehingga puasa menjadi lebih bermanfaat.
Selanjutnya, etika dan adab berpuasa harus dilandasi dengan menampilkan kebajikan. Mulai dari sopan santun, menerapkan moral, memiliki etika, tidak berpikiran negatif, dan tidak bergibah.
Selain itu juga harus bersikap rendah hati dan tidak emosional, mampu mengendalikan amarah, tidak terprovokasi serta harus bersabar.
Apabila diprovokasi, hendaknya umat Islam yang menjalankan puasa tetap bisa menahan diri. Sebagaimana makna dari puasa yakni menahan diri.
Mencegah pandangan matan, perasaan, pikiran, dan pendengaran dari hal-hal yang tidak baik juga harus dilakukan.
Tak hanya itu, di era saat ini, mencegah jari mengetik sesuatu yang berdampak pada keburukan dan perbuatan yang sia-sia di media sosial juga harus dilakukan. Sebab hal itu tidak etis dan mengurangi nilai spiritual dari berpuasa.
Etika bertabayun juga harus dibangun saat berpuasa. Dengan begitu, Ramadan ini dapat menjadikan pribadi menjadi lebih bertaqwa.
Taqwa merupakan keutuhan, yakni keutuhan antara perasaan dengan pikiran yang sejalan, artinya lisan dan perbuatan merupakan hal yang sejalan.
Mengisi puasa Ramadan dengan kegiatan positif juga dianjurkan. Yakni dengan cara menjalankan ibadah khusus dan ibadah umum.
Ibadah khusus yakni ibadah yang diperintahkan Allah SWT. Biasanya dilakukan seperti salat sunah dan bersedekah.
Selanjutnya ada ibadah sosial atau umum. Yakni ibadah kebaikan seperti bekerja untuk mendapatkan penghasilan dan semata-mata mengabdi kepada Tuhan.
Selama Ramadan hendaknya diisi dengan kegiatan positif dan diniati beribadah sehingga ada niat ibadah di dalamnya. Bulan Ramadan mestinya menjadi momen untuk mensucikan diri bagi umat Islam, baik secara fisik maupun batin agar terjaga dan senantiasa harmonis.

BERPUASA dimaknai dengan menahan diri dari nafsu makan dan minum atau berbuka sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Ada juga yang memaknai puasa adalah imsak.
Puasa dapat dilihat dari sisi lahir dan batin. Dari sisi lahir, artinya puasa mencegah berbuka atau makan dan minum sejak fajar hingga terbenamnya matahari.
Sedangkan dari sisi batin, puasa bermakna menahan diri dari hawa nafsu dan perbuatan tercela dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Namun, bukan berarti setelah matahari terbenam boleh melakukan kegiatan tercela.
Puasa juga harus dimaknai untuk mencegah yang lahir guna membangun sesuatu yang batin sehingga puasa menjadi lebih bermanfaat.
Selanjutnya, etika dan adab berpuasa harus dilandasi dengan menampilkan kebajikan. Mulai dari sopan santun, menerapkan moral, memiliki etika, tidak berpikiran negatif, dan tidak bergibah.
Selain itu juga harus bersikap rendah hati dan tidak emosional, mampu mengendalikan amarah, tidak terprovokasi serta harus bersabar.
Apabila diprovokasi, hendaknya umat Islam yang menjalankan puasa tetap bisa menahan diri. Sebagaimana makna dari puasa yakni menahan diri.
Mencegah pandangan matan, perasaan, pikiran, dan pendengaran dari hal-hal yang tidak baik juga harus dilakukan.
Tak hanya itu, di era saat ini, mencegah jari mengetik sesuatu yang berdampak pada keburukan dan perbuatan yang sia-sia di media sosial juga harus dilakukan. Sebab hal itu tidak etis dan mengurangi nilai spiritual dari berpuasa.
Etika bertabayun juga harus dibangun saat berpuasa. Dengan begitu, Ramadan ini dapat menjadikan pribadi menjadi lebih bertaqwa.
Taqwa merupakan keutuhan, yakni keutuhan antara perasaan dengan pikiran yang sejalan, artinya lisan dan perbuatan merupakan hal yang sejalan.
Mengisi puasa Ramadan dengan kegiatan positif juga dianjurkan. Yakni dengan cara menjalankan ibadah khusus dan ibadah umum.
Ibadah khusus yakni ibadah yang diperintahkan Allah SWT. Biasanya dilakukan seperti salat sunah dan bersedekah.
Selanjutnya ada ibadah sosial atau umum. Yakni ibadah kebaikan seperti bekerja untuk mendapatkan penghasilan dan semata-mata mengabdi kepada Tuhan.
Selama Ramadan hendaknya diisi dengan kegiatan positif dan diniati beribadah sehingga ada niat ibadah di dalamnya. Bulan Ramadan mestinya menjadi momen untuk mensucikan diri bagi umat Islam, baik secara fisik maupun batin agar terjaga dan senantiasa harmonis.
