Bulan Penuh Rahmat, Ramadan Jadi Kebahagiaan Umat Islam
Yuda Auliya Rahman
Minggu, 3 April 2022 12:30:48
BULAN RAMADAN menjadi bulan yang istimewa dan ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam di dunia. Wajib bagi kita umat Islam untuk bersyukur karena maghfirah dan rahmat Allah Taala sangat luas.
Salah satu di antara sekian banyak rahmat Allah, yang tidak akan mampu kita hitung rahmatnya adalah diciptakannya bulan suci Ramadan.
Satu keistimewaan bulan Ramadan di antaranya adalah bulan di mana diturunkannya Alquran yang menjadi pedoman hidup bagi umat islam agar manusia selamat dan bahagia dunia akhirat.
Selain itu, kewajiban berpuasa juga disyariatkannya bagi umat Islam pada tahun kedua setelah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya hijrah dari Makkah ke Yatsrib atau Madinah.
Kewajiban ini diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW sebagaimana umat terdahulu menjalankan puasa.
Dilihat dari maknanya, puasa merupakan upaya pengendalian diri menahan nafsu dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar atau imsak sampai tenggelamnya matahari atau waktu maghrib.
Syarat wajib puasa adalah beragama Islam, baligh, berakal, sehat, mampu, tidak dalam perjalanan jauh, suci dari haid dan nifas.
Kemudian, adapun rukun puasa ada dua, yakni niat puasa pada malam sebelumnya dan menahan diri dari hal yang membatalkan puasa.
Dengan menjalankan ibadah puasa, akan mengasah diri seseorang untuk menjadi pribadi yang bahagia dan membahagiakan orang yang berada di sekitarnya.
Orang yang berpuasa akan membuat ketentraman dan kedamaian, berkata yang baik, memberikan maaf kepada sesama, bersedekah dan tindakan terpuji lainnya.Hal-hal yang bisa membatalkan puasa seperti, sampainya sesuatu ke dalam lubang tubuh secara sengaja, mengobati dengan cara memasukkan obat melalui dua jalan, muntah dengan sengaja, melakukan hubungan seks, keluarnya air mani, haid atau nifas, gila, dan murtad.Ketika salah satu hal yang membatalkan puasa itu dilakukan, maka diwajibkan untuk menggantikan atau mengodho’ puasa pada hari selain bulan Ramadan sejumlah hari yang ditinggalkannya. Namun, bagi orang tua yang tidak lagi kuat menjalankannya, diwajibkan membayar fidyah.Tujuan puasa Ramadan agar umat islam bisa mencapai derajat taqwa kepada Allah Taala. Maka, manfaat puasa bagi yang menunaikannya sangat banyak sekali keutamaan-keutamaannya, karena indikator taqwa juga sangat banyak dan luas. Semua keutamaan itu akan bisa dicapai sesuai dengan jerih payahnya.Oleh karenanya, kualitas puasa setiap orang muslim berbeda-beda sesuai dengan kesiapannya masing-masing. Ada yang hanya mencapai sebagaimana umumnya orang Islam, sebatas memenuhi syarat dan rukunnya puasa.Namun, ada juga yang secara khusus bisa mencapai kualitas puasa yang lebih karena selain ia dapat memenuhi syarat dan rukunnya puasa, ia juga mampu mensucikan batinnya dengan tidak riya', tidak menggunjingkan keburukan orang lain, tidak berbohong, dan menghindari akhlak madzmumah atau menghindari kebiasaan yang tidak baik lainnya.Disamping itu ada juga yang mencapai derajat khususnya khusus, seperti puasanya para Nabi, Auliya dan orang soleh-solehah.
Wallahu a'lam Reporter : Yuda Auliya RahmanEditor: Supriyadi
[caption id="attachment_282172" align="alignleft" width="150"]
Ketua PWNU Jawa Tengah KH Muhammad Muzamil.[/caption]
BULAN RAMADAN menjadi bulan yang istimewa dan ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam di dunia. Wajib bagi kita umat Islam untuk bersyukur karena maghfirah dan rahmat Allah Taala sangat luas.
Salah satu di antara sekian banyak rahmat Allah, yang tidak akan mampu kita hitung rahmatnya adalah diciptakannya bulan suci Ramadan.
Satu keistimewaan bulan Ramadan di antaranya adalah bulan di mana diturunkannya Alquran yang menjadi pedoman hidup bagi umat islam agar manusia selamat dan bahagia dunia akhirat.
Selain itu, kewajiban berpuasa juga disyariatkannya bagi umat Islam pada tahun kedua setelah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya hijrah dari Makkah ke Yatsrib atau Madinah.
Kewajiban ini diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW sebagaimana umat terdahulu menjalankan puasa.
Dilihat dari maknanya, puasa merupakan upaya pengendalian diri menahan nafsu dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar atau imsak sampai tenggelamnya matahari atau waktu maghrib.
Syarat wajib puasa adalah beragama Islam, baligh, berakal, sehat, mampu, tidak dalam perjalanan jauh, suci dari haid dan nifas.
Kemudian, adapun rukun puasa ada dua, yakni niat puasa pada malam sebelumnya dan menahan diri dari hal yang membatalkan puasa.
Dengan menjalankan ibadah puasa, akan mengasah diri seseorang untuk menjadi pribadi yang bahagia dan membahagiakan orang yang berada di sekitarnya.
Orang yang berpuasa akan membuat ketentraman dan kedamaian, berkata yang baik, memberikan maaf kepada sesama, bersedekah dan tindakan terpuji lainnya.
Hal-hal yang bisa membatalkan puasa seperti, sampainya sesuatu ke dalam lubang tubuh secara sengaja, mengobati dengan cara memasukkan obat melalui dua jalan, muntah dengan sengaja, melakukan hubungan seks, keluarnya air mani, haid atau nifas, gila, dan murtad.
Ketika salah satu hal yang membatalkan puasa itu dilakukan, maka diwajibkan untuk menggantikan atau mengodho’ puasa pada hari selain bulan Ramadan sejumlah hari yang ditinggalkannya. Namun, bagi orang tua yang tidak lagi kuat menjalankannya, diwajibkan membayar fidyah.
Tujuan puasa Ramadan agar umat islam bisa mencapai derajat taqwa kepada Allah Taala. Maka, manfaat puasa bagi yang menunaikannya sangat banyak sekali keutamaan-keutamaannya, karena indikator taqwa juga sangat banyak dan luas. Semua keutamaan itu akan bisa dicapai sesuai dengan jerih payahnya.
Oleh karenanya, kualitas puasa setiap orang muslim berbeda-beda sesuai dengan kesiapannya masing-masing. Ada yang hanya mencapai sebagaimana umumnya orang Islam, sebatas memenuhi syarat dan rukunnya puasa.
Namun, ada juga yang secara khusus bisa mencapai kualitas puasa yang lebih karena selain ia dapat memenuhi syarat dan rukunnya puasa, ia juga mampu mensucikan batinnya dengan tidak riya', tidak menggunjingkan keburukan orang lain, tidak berbohong, dan menghindari akhlak madzmumah atau menghindari kebiasaan yang tidak baik lainnya.
Disamping itu ada juga yang mencapai derajat khususnya khusus, seperti puasanya para Nabi, Auliya dan orang soleh-solehah.
Wallahu a'lam
Reporter : Yuda Auliya Rahman
Editor: Supriyadi