Murianews, Semarang – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan mencatatkan ada 47 kejadian bencana terjadi sepanjang Januari 2024.
Dari jumlah total itu, sebanyak 34 kejadian bencana akibat cuaca ekstrem, 10 peristiwa banjir, dan tiga kejadian tanah longsor. Bencana-bencana itu tersebar di wilayah Jawa Tengah.
Bergas menjelaskan, wilayah rawan longsor terjadi di dataran tinggi, seperti Temanggung, Wonosobo, dan Banjarnegara. Sedangkan daerah rawan banjir ada di beberapa titik, Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dan dan wilayah pantura.
Bergas mengingatkan, bencana alam masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Jawa Tengah. Itu mengingat kondisi cuaca dan curah hujan yang masih tidak menentu. Terlebih, pada Januari-Februari 2024 diperkirakan menjadi puncak musim hujan.
”Melihat sifat hujan yang seperti itu, maka kewaspadaan masyarakat harus tetap ditingkatkan. Antisipasi di wilayah-wilayah rawan bencana alam seperti longsor dan banjir harus terus dilakukan. Kami harapkan dari masing-masing kabupaten/kota untuk mewaspadai potensi ancaman longsor dan banjir,” kata Bergas, Rabu (31/1/2024).
Bergas mengintruksikan agar BPBD kabupaten/kota segera mengaktifkan posko siaga darurat termasuk personel dan satgasnya. Mereka diintruksikan agar memantau situasi di setiap wilayah dan prakiraan cuaca dari BMKG.
”Siaga darurat itu adalah bagian daripada persiapan daerah untuk menghadapi ancaman yang sudah pasti akan hadir di depan mata,” kata dia.
Sementara itu, Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana dalam beberapa kali kesempatan mewanti-wanti masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana.
”Masyarakat dan semua pihak harus terus melihat dan memantau informasi cuaca BMKG sehingga antisipasi bisa dilakukan lebih dini,” katanya beberapa waktu lalu.
Nana juga setiap hari mendapatkan laporan dari Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah terkait pantauan kebencanaan. Laporan tersebut disampaikan setiap 12 jam dan terus diperbarui sesuai dengan kondisi di lapangan.



