Banjir Demak: Tanggul Jebol, Ribuan Rumah dan Sawah Terendam
Zulkifli Fahmi
Rabu, 7 Februari 2024 10:17:00
Murianews, Demak – Bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Ribuan rumah di enam desa di Kecamatan Karangawen, dan Kebonagung.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho mengatakan, banjir disebabkan limpasan sungai yang tak mampu menampung debit air.
Tingginya intensitas hujan di wilayah Salatiga, Ungaran, Grobogan, dan Boyolali membuat debit air sungai tinggi hingga melimpas.
”Inilah dampak kita yang berada di hilir, semua sungai mengalir ke bawah, ini konsekuensi dari kita yang memang berada di bawah,” katanya saat ditemui di Posko Relawan BPBD Desa Sidorejo, Kecamatan Karangawen, dikutip dari Kompas.com, Rabu (7/2/2024).
Ada pun enam desa yang terdampak berada diKecamatan Karangawen dan Kecamatan Kebonagung. Ketinggian air mencapai 70 sentimeter. Agus menyebut, desa yang mendapatkan dampak terparah yakni, Desa Pilang Wetan Kecamatan Kebonagung, dan Desa Sidorejo, Kecamatan Karangawen.
Banjir diketahui tak hanya menggenangi permukiman warga. Sedikitnya, seribuan hektare sawah padi dan jagung di Kecamatan Karangawen, Dempet, Kebonagung, dan Guntur teredam banjir.
”Dampak pertanian tadi kurang lebih 1.000 hektar, masih kita bahas kita catat nanti,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dinpertan Pangan) Kabupaten Demak, Agus Herawan.
Adapun kerugian petani dari dampak banjir tersebut diperkirakan mencapai Rp 25 miliar. Itu bila dihitung dengan nilai terendah per hektarenya Rp 25 juta.
”Kalau dirata-rata Rp 25 juta saja lah, padahal sekarang ada yang satu hektar satu bahu itu Rp 40 juta,” beber dia.
Agus melanjutkan, usia padi dan jagung yang terdampak banjir sudah di antara 40-60 hari dan siap panen. Selain itu, tanaman padi di Demak kali ini memiliki kualitas bagus dan harga gabah tinggi.
”Makanya kan kena angin langsung ambruk, karena bagus-bagus,” ujar dia.
Beruntung, beberapa sawah di Demak sudah beransurasi sehingga bisa dapat bantuan. Pihaknya pun segera melaporkan kejadian itu ke Kementerian Pertanian.
”Nanti kita tetap laporan ke kementerian, seperti dulu-dulu mungkin ada bantuan bibit,” tandas dia.



