Rabu, 19 November 2025

Murianews, Semarang – Upaya menjaga stabilitas harga pangan dan laju inflasi terus dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng). Salah satunya yakni menghadirkan inovasi program Sinergi Inflasi Makin Harmonis (Si-Manis) Mart di Pasar Bulu, Kota Semarang.

Program ini merupakan kolaborasi Pemprov Jateng dengan Pemkot Semarang dan instansi terkait guna pengendalian inflasi. Di antaranya, Satgas Pangan, BUMD, BI, Bulog, dan BPS.

”Ini upaya untuk mengendalikan inflasi dan stabilitas harga di pasar,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana usai meninjau kios Si-Manis Mart di Pasar Bulu, Kota Semarang, Kamis, (20/6/2024).

Program ini mulanya digagas dari sejumlah program yang sudah ada sebelumnya. Seperti, gerakan pasar murah (GPM), operasi pasar, sampai intervensi pangan murah. Si-Manis Mart kemudian menjadi program jangka panjang sekaligus pilot project.

”Pertama kami buka di Pasar Bulu, berikutnya akan dibuka di Pasar Karangayu,” jelasnya.

Inovasi Si-Manis Mart diharapkan dapat diimplementasikan ke delapan daerah lain dengan indeks harga konsumennya (IHK) yang tinggi. Kabupaten/kota lain juga telah digandeng untuk mewujudkan program serupa.

Nana menjelaskan, inovasi Si Manis Mart bertujuan guna menjaga inflasi dan stabilitas harga serta memberi pengaruh psikologis kepada para pedagang lain. Terutama dalam menerapkan harga pangan sesuai harga acuan pemerintah (HAP).

Tak hanya itu, Si-Manis Mart juga memotong rantai distribusi dari produsen ke konsumen dan bertujuan untuk menjaga ketersediaan stok barang.

Untuk diketahui, harga bahan pokok yang dijual di Si-Manis Mart per 20 Juni 2024, yakni beras SPHP kemasan 5 kg seharga Rp 59.000 dan beras ceva kemasan 5 kg seharga Rp 75.000.

Kemudian, minyak goreng Rp 14.000 per kg, gula pasir Rp 17.000 per kg, telur ayam Rp 25.000 per kg, bawang merah Rp 38.900 per kg, bawang putih Rp 38.900 per kg, cabai rawit Rp 35.900 per kg, dan cabai keriting Rp 55.000 per kg.

”Untuk pembelian kami batasi. Misal seorang beli beras maksimal 10 kg, cabai, bawang, dan telur dibatasi 2 kg. Kami tidak cari keuntungan dan hanya menjaga stabilitas harga. Makanya waktunya juga kami batasi, kalau harga sudah stabil kita evalusi lagi," kata Nana.

Sebagai informasi, laju inflasi seringkali dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan dan stok pangan. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng selama ini sudah optimal untuk menekan laju inflasi.

Hasilnya belum lama ini TPID Jateng menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo, karena mampu mengendalikan laju Inflasi. Saat ini, laju inflasi di Jateng sebesar 2,66 persen atau di bawah rata-rata nasional sebesar 2,84 persen.

”Inilah pentingnya kolaborasi dalam menekan inflasi,” tandas Nana.

Sementara itu, seorang pembeli, Riris mengaku, sudah sering membeli di kios Si-Manis Mart karena harganya lebih murah dari yang lain. Biasanya ia belanja beras, telur, dan gula.

”Beli di sini karena murah. Harga gula kalau di luar Rp 18.000 ribu (per kg), di sini Rp 16.000 (per kg),” ujar warga Kota Semarang ini.

Komentar

Jateng Terkini